Mohon tunggu...
Prof. Hendry I. Elim
Prof. Hendry I. Elim Mohon Tunggu... Dosen dan Peneliti

Mr. Prof. Hendry Izaac Elim, Ph.D with New Name since 2013 as St. Elim Heaven is a simple physicist in a small island of Ambon working as a remarkable physics Professor, Leader and Consultant of Elim Advanced Technology (EAT) Laboratory.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

"Air Babunyi", Wisata Alam yang Menakjubkan di Pulau Buru

19 Juni 2023   02:04 Diperbarui: 21 Juni 2023   16:04 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber (foto pribadi). Thanks untuk Kasih Allah yang Luar Biasa atas Alam CiptaanNya yang Mengagumkan.

Oleh Prof. Hendry I. Elim
Dosen Fisika, FMIPA, Universitas Pattimura (UNPATTI)
Link video ke Youtube (wisata alam menakjubkan dari Air Babunyi, Leksula, Buru Selatan)

19 Juni 2023 — Pernah mendengar pulau Buru di Maluku? Bagi generasi yang mengenal sejarahnya, Pulau ini terkenal sebagai pulau pengasingan bagi para tahanan politik pada zaman pemerintahan Orde Baru Presiden Soeharto.

Jika dikisahkan kembali, banyak cerita tentang pulau ini, khususnya kisah para Tapol (Tahanan Poltik) yang puluhan tahun diisolir sebagai tahanan.

Mungin ada yang bertanya, bagaimana keadaan pulau tersebut kini? Penulis memulainya dengan reportase yang kebetulan sedang kami laksanakan dalam program pengabdian para pendidik, dosen atau peneliti Universitas Pattimura, beberapa waktu yang lalu, sebelum membahas suatu keadaan alam yang menajubkan. Paling tidak menurut penilaian penulis sendiri.

Kebetulan Penulis berkesempatan ikut dalam program tersebut, melayani generasi muda untuk menuju generasi emas Indonesia (Gold Indonesia generation) di 2045 merupakan sebuah kesempatan yang jarang terjadi selama peradaban Indonesia sejak jaman dahulu kala ketika manusia purbakala (ancient man) mulai hidup di wilayah Indonesia seperti homo sapiens di Solo, Jawa Tengah.

Dalam mendidik tingkah laku (attitudes) manusia sangat penting dimulai dari sekolah dasar dan sekolah menengah pertama (SD/SMP) atau 9 tahun pendidikan awal dalam memahami matematika, ilmu pengetahuan alam (IPA) dan bahasa Inggris.

Misi pelayanan para ilmuan ASN Indonesia yang berada di wilayahnya masing masing sangat dibutuhkan untuk memacu pemerintah dalam mendidik para siswa tersebut.

Untuk menunjang misi implementasi pelayanan terbaik pendidikan dari para ilmuan (loyal scientists) di daerah 3T (tertinggal/terjauh/terbelakang) pada wilayah sekitar tempat bekerja baik yang mudah dijangkau dengan jalur darat, maupun yang sulit ditempuh dengan jalur laut maupun udara, diperlukan dukungan institusi pendidikan tinggi setempat.

Contohnya: pada wilayah provinsi Maluku yang terdiri dari sekitar 1340 pulau-pulau kecil, universitas Pattimura telah menunjang program applikasi asistensi mengajar sejak tahun 2022 hingga saat ini.

Bidang mata pelajaran yang dilayani di sekolah-sekolah daerah pinggiran atau pulau pulau kecil dan terjauh dari pusat ibu kota setempat adalah difokuskan pada 3 bidang tersebut di atas sesuai dengan kebutuhan para siswa tersebut setelah tim ilmuan melakukan survey di daerah target sebelum tim pendidik menjangkau daerah tersebut secara serempak.

Singkat sharing, menurut pengalaman kami sebagai para pendidik berlatar belakang akademisian atau ilmuan yang berkaitan, tidaklah mudah mendidik teman-teman para siswa di daerah 3T yang meskipun pengetahuan mereka sangat terbatas, tetapi dengan kehadiran kami sebagai para ilmuan asistensi mengajar, semangat belajar mereka semakin berkobar-kobar.

Foto berikut ini ketika kami diminta mengajar masing-masing matematika dan bahasa Inggris (English for math) di SMP Negeri 01 dan SD negeri 22, Labuang, Namrole, Kabupaten Buru Selatan saat pertama kali mendarat di kota kabupatan tersebut. Padahal rencana kami untuk landing di situ hanya sebagai pijakan untuk menuju ke daerah terisolasi Leksula yang dapat ditempuh dengan kapal motor (local public ship).

Puji Tuhan, Allah dipihak para murid setempat, karena kapal motor untuk membawa kami ke kecamatan Leksula mengalami kerusakan hingga batas waktu perbaikan yang tidak menentu. Sehingga timbul kelabakan atau ketidakpastian diantara para tim pendidik yang sadar bahwa seluruh persiapan telah secara rapih untuk menerima tim implementasi asistensi mengajar kami dari UNPATTI besok paginya bisa tertunda hingga entah kapan kemudian.

Sebagai salah satu pendidik yang mengajarkan IPA/matematika terapan atau English for math, kami lebih memprioritaskan pelayanan pada permintaan sekolah SMP Negeri 01 dan SD negeri 22 tersebut, tanpa keraguan tentang masalah kendala kerusakan kapal motor yang sudah kami booking untuk besok ke kecamatan Leksula yang terdiri dari 19 desa-desa terpencil.

Beberapa foto mengajar di SMP 01 dan SD 22 Labuang, Namrole, yang didukung oleh Bupati Kabupaten Buru Selatan/Dok Pribadi
Beberapa foto mengajar di SMP 01 dan SD 22 Labuang, Namrole, yang didukung oleh Bupati Kabupaten Buru Selatan/Dok Pribadi

Alhasil, Allah (The Almighty GOD) dipihak tim pendidik (God in our educators) karena doa-doa dan ketulusan para siswa di kabupaten Namrole yang kami layani pendidikannya.

Meskipun, waktu pengabdian pada bangsa Indonesia tercinta ini pada waktu itu di sekolah-sekolah tersebut hanya 1 jam mata pelajaran, kami dimampukan mendidik para murid untuk menguasai cara menghitung penjumlahan pecahan sederhana dan bahasa Inggris matematika.

Setelah asistensi mengajar yang dilakukan dengan permintaan tidak terduga tersebut, kami diundang khusus oleh ibu Bupati Buru Selatan untuk makan malam di rumah pejabat tersebut. Terus terang kami merasa terhormat untuk dilayani oleh ibu Bupati dengan tata cara kenegaraan yang sangat ramah dan baik. 

Beliau juga menanggapi dengan sangat cepat untuk menyediakan speedboat terbaik kepunyaan dinas kesehatan dokter-dokter daerah 3T pada keberangkatan esok harinya untuk tim asistensi mengajar kami yang berjumlah 15 orang ke kecamatan Leksula. Dengan demikian hal ini merupakan mujizat pertama kami di daerah pulau Buru bagian selatan yang pendidikannya sangat terbelakang diseluruh Maluku.

Kebaikan seorang pimpinan tinggi di suatu kabupaten yang banyak desa-desa 3T dalam menerima dan mendukung program asistensi mengajar perguruan tinggi sangat penting demi suksesnya misi pelayanan para ilmuan yang tanpa kondisi berjuang mendidik ditingkat SD/SMP.

Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan rasa kagum beberapa anggota dari tim pendidik asistensi mengajar UNPATTI akan daya cipta Allah yang Maha Kuasa di daerah 3T, provinsi MALUKU, dan di tulisan yang sederhana ini, kami secara singkat ingin menyampaikan kecintaan kami akan keindahan alam lokal dearah kecamatan Leksula (Amazing local natural area): Air Babunyi, yang letaknya hanya bisa dijangkau dari pusat kota kecamatan Leksula dengan speedboat/kapal lokal yang bermesin speedboat.

Proses untuk ke daerah wisata lokal yang terisolasi dan jauh dari jangkauan wisatawan, sebenarnya tidak pernah terpikirkan oleh sebagian besar tim pendidik (educators team) untuk menuju ke sana (Air Babunyi) meskipun jika ada kesempatan setelah selesai mengajar para murid sebagai asisten dari para guru mereka.

Mujizat terjadi jika Allah di pihak kita, pada 1 hari terakhir selama beberapa hari pelayanan asistensi mengajar kami di beberapa sekolah SD dan SMP pada Kecamatan Leksula di akhir bulan Mei 2023, ada seorang warga lokal yang tinggal dipinggiran pantai pusat kota kecamatan dan memiliki kapal motor sederhana mengajak kami tim asistensi mengajar untuk ke Air Babunyi. 

Katanya: “Jika bapak/ibu pendidik datang ke kampong kami ini dan tidak ke daerah wisata Air Babunyi (wai = air, dan kokon = berbunyi dari bahasa local pulau Buru), itu sama saja dengan tidak pernah ke daerah kami yang terisolasi ini.”

Kondisi pertama mendarat di Leksula, dan akhir setelah penutupan asistensi mengajar kami, disertai lomba ringking 1 SMP dan cerdar cermat SD/Dok Pribadi
Kondisi pertama mendarat di Leksula, dan akhir setelah penutupan asistensi mengajar kami, disertai lomba ringking 1 SMP dan cerdar cermat SD/Dok Pribadi

Kalimat tersebut tergiung selalu dipikiran kami, dan saya memutuskan untuk pergi ke Air Babunyi besok hari setelah penutupan asistensi mengajar kami yang disertai juara/lomba ringking 1 SMP dan cerdas tangkas matematika/IPA/bahasa Inggris SD. Teman-teman tim pengajar disampaikan untuk turut pergi ke Air Babunyi. Beberapa sahabat tim kami ragu-ragu untuk pergi karena mengingat kondisi laut yang sedang berombak tinggi.

Akhirnya dari 11 orang tim kami yang tersisa hingga akhir pelayanan asistensi mengajar di kecamatan Leksula, hanya 4 orang yang memberanikan diri pergi ke Air Babunyi disertai bapak KorWil pendidikan, Pak Alex Lesnussa.

Hal ini karena 4 orang pejabat UNPATTI (Wakil rektor bidang keuangan) dan 3 pembicara undangan workshop para guru telah kembali beberapa hari lalu dengan speedboat ibu Bupati ke kabupaten Namrole menuju ke Ambon lewat penerbangan Trigana setempat.

Setelah perjalanan dengan open cup-speedboat tradisional desa tersebut yang hanya 1 mesin Johnson/Yamaha sebagai pendorongnya (link youtube perjalanan menuju Air Babunyi: https://www.youtube.com/watch?v=txntdol1ji8 ). 


Akhirnya kami tiba dengan perasaan bahagia dan amazed akan keindahan yang tiada tara saat pandangan pertama kami akan kebesaran daerah Air Babunyi yang berriak-riak bagaikan konser musik air dengan pandangan air seperti terjun yang meluncur-luncur dari batu-batu besar dari gunung yang berbukit- bukit.

(Youtube link: tidak terkatakan, hanya ekspresi Sang Pencipta dengan penuh sukacita di hati kami): 

Wow.. Amazing local natural view in my mind, diikuti oleh ke 3 teman pengajar lainnya.

Uji nyali terjadi sewaktu kami pulang adalah ketika menjelang magrib, ombak di sekitar pulau- pulau kecil tidak berpenghuni yang kami harus lalui untuk perjalanan pulang ke kota Leksula, kapal motor kami terbanting-banting ombak laut, dan seluruh peserta di dalam kapal tradisional ini hening sejenak hingga kami tiba di tempat kami mulai pergi.

Setelah kami istirahat di tepi pantai tempat speedboat kami mendarat, bapak pemilik dan pengemudi yang mengajak kami secara gratis tanpa 1 rupiah ongkos itu mulai menyampaikan idenya sesungguhnya bahwa:

“Tadi itu saya sengaja melewati pulau-pulau kecil tidak berpenghuni agar bapak/ibu pendidik teruji nyalinya, dan setelah saya menyelesaikan ujian saya, ternyata bapak/ibu luar biasa nyalinya bagaikan seorang kapitan (pemberani) karena tidak ada satupun yang berteriak ketakutan dalam perjalanan pulang tersebut”, sahut pak pengemudi speedboat.

Semoga sharing sederhana ini memacu saudara sebangsa dan setanah air untuk menulis kisah- kisah kepahlawanan (heroic) pendidik dalam menikmati lingkungan pelayanan masing-masing dimanapun berada di Negara Indonesia yang luar biasa ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun