Mohon tunggu...
Eli Halimah
Eli Halimah Mohon Tunggu... Guru - open minded

guru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Akifa Si Penjual Kue

28 Januari 2021   23:00 Diperbarui: 28 Januari 2021   23:07 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Anakku Akifa, bulan Maret nanti umurnya 7 tahun. Dia membuat cerita ini. Sebagian besar ide dan kalimatnya dari dia. Aku hanya membantunya mengetik dan membenahi beberapa kalimat dan logika yang belum pas.

Selamat menikmati

AKIFA SI PENJUAL KUE
Oleh : Akifa Nafilah

Gadis kecil itu bernama Akifa. Dia penjual kue keliling. Suatu hari, dia menjajakan kuenya. Namun, setiap orang yang membeli kuenya marah dan mengatakan bahwa kuenya tidak selezat biasanya. akhirnya kue itu tidak ada yang membeli.

Akifa merasa aneh. Setelah dia mencicipi kue itu, ternyata yang membuat kue itu tidak lezat adalah tepungnya. Akifa membeli tepung itu dari warung tetangga. Ternyata tepung itu sudah lama dan basi. Tetapi Akifa tidak mau menyalahkan si pedagang. Akifa membeli tepung yang baru di warung lainnya. Setelah itu Akifa membuat kue lagi yang sangat lezat.

Kue pun sudah jadi.  Akifa menghiasnya dengan indah. Setelah itu, dia berkeliling kota dan menjual kuenya lagi. Awalnya, orang-orang ragu membeli kuenya. Setelah Akifa mengatakan tepungnya sudah diganti, orang-orang mau membeli karena rasanya sangat lezat.


Setelah itu Akifa pulang. Sampai di rumah, dia melihat semua peralatan kuenya hilang. Ternyata ada orang yang mencurinya. Di rumah tidak ada orang. Ibu Akifa sedang pergi ke pasar untuk membeli meja. Rencananya mereka akan berdagang kue di rumah saja.

Ketika ibunya sampai di rumah, dia kaget dengan kejadian kehilangan itu.

"Bu, oven dan peralatan kuenya dicuri. Jadi kita tidak bisa bikin kue lagi," kata Akifa pada ibunya.

"Tenang saja, ibu sudah belikan oven dan peralatan yang baru," kata ibu menghibur Akifa yang sedih. "Wah! Ibu lupa, ovennya ketinggalan di angkot."

Kata Akifa, "Yah, tidak jadi bikin kue."
****

Di dalam angkot, pak sopir mau pulang. Dia bernyanyi, "Du du du du du du."

Dia menengok ke belakang dan kaget karena ada oven ketinggalan. "Oh, ada oven ketinggalan. Akan aku antarkan ke rumah ibu yang memiliki oven itu," katanya.

Dia memutar balik angkotnya menuju rumah ibu itu. Beberapa menit kemudian, dia sampai di rumah ibu itu. Dia turun dan mengetuk pintu.

"Assalaamu'alaikum," kata sopir angkot.

"W'alaikumussalaam," jawab ibu.

Ibu keluar dan berkata, "Oh, Pak Sopir."

"Bu! Ini ovennya ketinggalan di angkot saya," kata Pak Sopir.

"Wah, terima kasih, ya, Pak Sopir, sudah mengantarkan oven saya," kata ibu dengan gembira. "Ini, saya beri imbalan."

Kata Pak Sopir, "Tidak usah, Bu. Uang saya  sudah cukup. Saya ikhlas."

"Oh, ya sudah, Pak, terima kasih," kata ibu.

"Ya sudah, saya mau pulang dulu," kata Pak Sopir.

Pak sopir pun Kembali ke angkotnya dan pulang.

Ibu masuk sambil membawa oven itu. Akifa kaget melihat ibu menenteng oven yang tadi dibicarakan.

"Loh, Bu. Itu oven dari mana?" tanya Akifa.

"Iya, tadi Pak Sopir angkot yang ibu naiki, mengantarkan oven ini. Dia baik sekali," kata ibu.

"Alhamdulillah, kita bisa membuat kue lagi," kata Akifa gembira.

Setelah itu, mereka membuat kue dan menjualnya di depan rumah karena sudah mempunyai tempat untuk berjualan. Akifa tidak harus berkeliling kota lagi untuk menjual kue-kuenya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun