Dalam kehidupan sehari-hari, manusia memiliki peran yang dominan dalam menjaga dan merawat ekosistem. Sehingga, manusia merupakan bagian integral dari ekosistem. Sebagai citra Allah, manusia memiliki tugas untuk menjaga ekosistem melalui tindakan-tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kitab Kejadian 1 : 28-30, Allah mengamanatkan kepada manusia untuk menggunakan, merawat, dan menjaga ekosistem yang juga merupakan ciptaan Allah. Ini membuat manusia terikat sebuah amanat dengan Allah untuk menjaga dan melestarikan ekosistem. Walaupun demikian, bertambahnya kebutuhan manusia ditambah percepatan zaman (rapidacion) dan perkembangan zaman yang tidak disertai moral dan etika membuat berbagai masalah baru (LS art.18). Bertambahnya kebutuhan manusia memicu sikap manusia yang hanya mencari manfaat dan keamanan dari apa yang ia butuhkan saja tanpa menggunakan hati nurani. Sikap tersebut akhirnya menyebabkan permasalahan-permasalahan ekologis. Permasalahan ini akhirnya menjadi sebuah tantangan besar di masa modern ini. Secara lebih dalam sikap tersebut terlihat dalam tindakan manusia yang tidak menjaga bahkan merusak lingkungan alam sekitar melalui sehari-hari.
Beberapa masyarakat baik lokal, nasional, maupun internasional dan berbagai golongan masyarakat melihat situasi ini dan memiliki keprihatinan akan bumi kita sebagai rumah bersama (LS art.7). Hal ini akhirnya diserukan oleh Bapa Suci Paus Fransiskus dalam berbagai kesempatan dan dalam salah satu ensikliknya yang berjudul Laudato’ si O Mi Signore atau yang kerap kali disebut Ensiklik Laudato’ si. Melalui ensiklik ini, Paus Fransiskus memberikan anjuran untuk merawat bumi sebagai rumah kita bersama. Kita diajak untuk bekerja sama sebagai sarana Allah untuk melindungi keutuhan ciptaan, masing-masing sesuai dengan budayanya, pengalamannya, prakarsa nya, dan bakatnya sendiri (LS art.14).
Sebagai seorang pelajar SMA Kolese Gonzaga, kita diajak untuk melindungi keutuhan ciptaan melalui prakarsa kita. Maka dari itu, sebagai bentuk prakarsa dalam menjaga keutuhan ciptaan kami melakukan observasi taman-taman kota di daerah Jakarta. Taman kota yang kami observasi adalah Taman Suropati. Melalui observasi ini, kami berharap pelajar dapat turut berkontribusi dalam menjaga keutuhan ciptaan sebagai bentuk cinta kepada bumi rumah kita bersama.
LINGKUNGAN HIDUP SEBAGAI MILIK BERSAMA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lingkungan adalah daerah atau kawasan yang mencakup segala sesuatu yang termasuk di dalamnya, termasuk juga semua yang mempengaruhi pertumbuhan manusia atau hewan. Secara lebih lanjut, lingkungan hidup berfungsi agar makhluk yang berada di dalamnya dapat memperoleh kebutuhan sehingga kehidupannya dapat berjalan dengan baik. Hal itu dapat diperoleh melalui makanan. Selain itu, lingkungan hidup juga berfungsi sebagai tempat tinggal dan tempat untuk beraktivitas.
Menurut Paus Fransiskus dalam dokumen Querida Amazonia yang membahas permasalahan ekologis dan sosial di daerah Amazon dan sekitarnya. Paus Fransiskus mengatakan lingkungan alam sebagai rumah dan bukanlah sebuah sumber daya (QA Art.48). Dalam dokumen Laudato’ Si Art. 139 lingkungan merujuk pada sebuah relasi antara alam dan masyarakat. Pada kalimat selanjutnya dinyatakan pula bahwa manusia adalah bagian dari alam, termasuk di dalamnya, dan terjalin dengannya. Hal ini juga diperkuat dengan Ensiklik yang dikeluarkan oleh Paus Benediktus XVI yang berjudul Caritas in Veritate. Ensiklik ini membahas mengenai masalah-masalah global dan kemajuan demi kebaikan bersama. Dalam ensiklik ini Paus Benediktus XVI menegaskan bahwa manusia pada masa kini cenderung berdalih tidak mempunyai kewajiban apa pun terhadap siapa pun, kecuali diri sendiri (CV Art.43). Maka, gereja selalu mengajak umat beriman untuk menyadari lingkungan hidup sebagai milik bersama yang harus dirawat dan dijaga.
TUJUAN DAN MANFAAT OBSERVASI
Tujuan dari observasi ini adalah memahami dan mengetahui permasalahan ekologis yang terjadi dengan lingkungan sekitar kita dalam lingkup yang lebih kecil yaitu taman Suropati. Dengan menghubungkan antara permasalahan-permasalahan ekologis dengan Ensiklik Laudato’ Si guna menemukan nilai-nilai yang dapat mendorong aksi nyata dan membangkitkan kesadaran dalam merawat lingkungan alam. Manfaat dari observasi ini adalah memandang permasalahan - permasalahan ekologis yang terjadi serta memahami bagaimana dokumen Laudato Si memandang dan menyerukan ajakan untuk mengatasi masalah tersebut. Survei ini juga, dapat berguna agar masyarakat dapat memberdayagunakan lingkungan alam Taman Suropati dengan baik dan menjaga dan merawat ekosistem sekitar sebagai saudara dan saudari kita.
METODE OBSERVASI LINGKUNGAN
Metode yang digunakan dalam melakukan observasi lingkungan adalah metode deskriptif kualitatif. Metode ini mengumpulkan dan menganalisis data deskriptif melalui pengamatan secara kualitatif. Data deskriptif yang dimaksud adalah gambaran atau deskripsi yang menggambarkan karakteristik suatu data. Maka dari itu, data yang dikumpulkan bersifat kualitatif atau data yang berupa deskripsi/narasi. Pengumpulan data dalam observasi ini dilakukan dengan membuat catatan lapangan dan juga dokumentasi.
HASIL SURVEI DAN