Banyak hal yang tak bisa kukatakan. Di hadapanmu. Seperti; "Pagi ini kamu terlihat manis sekali, matamu berbinar cerlang, senyummu - yang membuatku jatuh cinta, merekah begitu indah."
Ya, benar. Banyak nian hal yang tak bisa kukatakan, di hadapanmu. Meski aku ingin. Aku harus menahannya. Agar segala kekaguman ini - tentangmu, tetap berjalan di koridor semestinya.Â
"Aih, kamu terlihat manis sekali."
Kuucapkan kata-kata itu - suatu senja, pada bocah laki-laki yang duduk riang di atas pundakmu yang kekar, yang berkali berseru lantang, "Ayah! Ayah! Lihat Ibu kewalahan mengejar kita."
Banyak hal yang tak bisa kukatakan di hadapanmu. Meski aku ingin. Seperti; "Jaga baik-baik anak kita. Jika rindu itu datang, petik setangkai bunga mawar. Bawa dia singgah ke rumah abadiku, meski hanya sebentar. Ingat, jangan kaupanggul dia di pundakmu lagi. Dia sudah besar sekarang. Dan kamu sudah tua. Ragamu tidak segagah dulu. Encokmu sering kambuh. Bahkan senyummu yang manis pun mulai kikis. Tapi percayalah, cinta di dadaku tiada pernah kunjung habis."
Ada banyak hal yang tak bisa kukatakan lagi di hadapanmu. Dan kamu, pasti tahu itu.Â
***
Malang, 25 September 2025
Lilik Fatimah Azzahra
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI