"Kakang Tarub. Saat bulan di langit tengah ndadari, keluarlah! Aku akan turun menemuimu dan anak kita."
Selalu. Janji dari bibir mungil bidadari ragil terucap demikian. Dan, selalu pula Jaka Tarub yang tidak pernah menua karena telah menyatukan raga dengan bidadari, termakan oleh janji-janji manis itu. Meski tak satu pun dari janji-janji itu yang ditepati.
Ibu Ratu menutup perlahan tirai jendela kamarnya. Ia tidak ingin berlarut-larut tenggelam dalam kenangan masa silam. Ia ingin istirahat, tidur.
Sementara di bumi, Jaka Tarub masih berdiri menatap langit yang terang benderang. Tangannya erat memeluk tubuh mungil Dewi Nawangsih yang sedang terserang demam tinggi.
Ia tahu, di kahyangan Ibu Ratu tak bisa tidur. Bidadari tua itu pasti tengah gelisah memikirkan kondisinya dan putri kesayangannya.
***
Malang, 26 Juli 2021
Lilik Fatimah Azzahra
*Purik=merajuk
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI