Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mandi Kembang Tengah Malam Ritual Pengusir Teluh?

13 Oktober 2020   06:23 Diperbarui: 13 Oktober 2020   06:33 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.hijabheels.com

"Hanya suara dedaunan yang jatuh tertiup angin," saya berusaha menenangkan perasaan mereka.

Atau, pada tengah malam yang lain mendadak kami dikejutkan oleh suara seperti benda jatuh dari ketinggian. Bergedebum. Berulang-ulang.

Jika sudah begini mau tidak mau saya harus merayu anak-anak agar mereka mengabaikan suara apa pun yang mereka dengar. Dan, sebisa mungkin menyuruh mereka segera tidur kembali.

Jikalau pada akhirnya saya bersedia diantar bertemu "orang pintar" demi mengusir gangguan-gangguan aneh itu, barangkali itu adalah salah satu cara dari ikhtiar saya.

Baiklah. Saya menyetujui melakukan ritual mandi kembang di hari weton kelahiran. Seperti yang sudah disarankan.

***
Malam itu saya berangkat ke rumah Ibu sekitar pukul 12 ketika anak-anak sudah berangkat tidur. 

Ibu ternyata sudah menyiapkan semuanya. Sebuah tong besar penuh berisi air dan dingklik kecil untuk tempat duduk diletakkan di belakang rumah. Saya lantas menaburkan bunga setaman di atas tong berisi air itu beserta abu merang ketan yang sudah mendingin.

Di langit bulan tengah bersinar penuh. Mengantar malam yang tersenyum pekat. Saya mulai melepas pakaian satu persatu, siap melakukan ritual mandi kembang yang akan dipandu oleh Ibu.

Guyuran demi guyuran air perlahan menyentuh permukaan kulit saya. Mulai dari kepala hingga ujung kaki. Sesekali tubuh kurus saya bergetar kedinginan. Tapi itu tidak menjadikan Ibu berhenti menggerakkan gayung di tangannya. 

Malam kian meluruh. Ibu masih menuangkan air bercampur kembang seraya bibirnya yang keriput lirih melantunkan tembang.

Rumekso ing Wengi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun