Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jangan Sembunyikan Mayat di Bawah Kasurmu!

7 Oktober 2020   07:28 Diperbarui: 7 Oktober 2020   07:53 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:https://id.pinterest.com/unseendomain/female-vampire/


"Guys! Selamat istirahat di kamar masing-masing, yaa. Ingat. Jangan sembunyikan mayat di bawah kasurmu!" Miss Elfi berseru lantang, setengah berseloroh.

"Kakak! Jangan bilang begitu, dong! Aku jadi takut tidur sendirian, nih." Galuh sontak beringsut dari duduknya. Diikuti oleh Titik Karmiati yang diam-diam menyeka keringat dingin.

"Beres Kakak! Kalau ada mayat di bawah kasurku kusuruh pindah ke kamar mereka saja," Saidah tertawa lebar sembari menunjuk ke arah Galuh dan Titik Karmiati.

Sementara dua perempuan lainnya, Rini dan Zahra, tidak berkata apa-apa. Keduanya hanya saling berpandangan. Lalu berdiri, meninggalkan ruang tamu mendahului masuk ke dalam kamar masing-masing.

***
Gedung tua bernama "Huis Van de Duivel' itu terletak jauh di pinggiran kota. Bangunannya yang tinggi terlihat suram. Dindingnya sudah retak di sana-sini. Sebagian bahkan ditumbuhi lumut.

Halamannya yang luas juga tampak tidak terawat. Nyaris dipenuhi oleh rumput ilalang setinggi pinggang.

Bangunan bergaya arsitektur Belanda itu memiliki delapan kamar tidur. Empat kamar berderet di bagian sisi kiri dan empat kamar lainnya di bagian sisi kanan.

Suasana horor yang sengaja diciptakan---entah oleh siapa, menarik minat para wisatawan. Menjadikan gedung tua itu semacam ajang untuk menguji nyali.

Siapa sebenarnya pemilik gedung tua itu? Tidak seorang pun mengetahuinya. Lantas bagaimana para peminat uji nyali jika ingin menginap di sana? Mereka cukup mengirim email ke alamat yang tertempel pada daun pintu gedung. Akan ada balasan tentang perizinan secara rahasia.

Minggu ini giliran enam orang perempuan dari kelompok The Best Friends yang mendapat izin menginap di gedung tua itu. Ya, mereka---para perempuan yang sebagian besar berprofesi sebagai guru SD itu ingin menghabiskan akhir pekan bersama dalam suasana yang berbeda.

Miss Elfi menempati kamar paling belakang di bagian sisi kiri, Galuh menempati kamar di samping kamar Miss Elfi, disusul kamar Titik Karmiati. Dan, kamar paling depan ditempati oleh Saidah.

Sedang Rini dan Zahra memilih kamar di bagian sisi kanan.

Tidak seperti keempat temannya, Rini dan Zahra menempati kamar secara berseling. Rini di kamar nomor dua dari belakang, dan Zahra di kamar paling depan berhadapan langsung dengan kamar Saidah.

Masih tersisa dua kamar dibiarkan kosong.

Malam itu berlalu begitu cepat. Jarum jam sudah melewati angka 12. Lampu-lampu di dalam ruangan sudah dimatikan.

Kecuali lampu di kamar Zahra. Perempuan itu masih ingin melanjutkan membaca buku tebal buah karya Awatul Gawande, Komplikasi, yang dibawanya dari rumah.

Baru juga melahap tiga lembar halaman buku, telinganya tiba-tiba menangkap bunyi mencurigakan. Semacam bunyi langkah kaki.

Srek, srek...

Zahra menutup buku di pangkuannya. Lalu berkonsentrasi menajamkan pendengaran.

Bunyi langkah kaki itu semakin jelas. Dan, Zahra menahan napas ketika langkah itu berhenti tepat di depan pintu kamarnya.

"Siapa?" Zahra bertanya pelan seraya turun dari tempat tidur.

Tidak ada sahutan.

"Rin? Kaukah itu?"

Masih hening.

Zahra memutuskan hendak membuka pintu ketika mendadak terdengar jeritan seseorang.

"Tooooloooong...!!! Ada mayat di bawah kasurku!"

***
Seluruh penghuni gedung terbangun. Mereka gegas membuka pintu, lalu lari berhambur menuju kamar paling depan. Kamar Saidah. 

"Saidah! Cepat buka pintunya!" Miss Elfi menggedor pintu kamar Saidah berulang-ulang. Rini tampak paling tidak sabar. Tanpa menunggu persetujuan teman-temannya, perempuan bertubuh gempal itu mendobrak pintu yang terkunci sekuat tenaga.

Braaaak!!!

Pintu menganga lebar. Tampak Saidah berdiri gemetar di sudut kamar sembari memeluk guling.

"A-da mayat!" Saidah menunjuk ke arah ranjang menggunakan sudut matanya.

Zahra menyeruak masuk paling duluan, diikuti Rini dan Miss Elfi. Ketiga perempuan itu gegas menyibak selimut, bantal, dan sprei yang berantakan.

Rini kembali beraksi. Diangkatnya tinggi-tinggi kasur untuk melihat apakah benar ada mayat bersembunyi di bawahnya.

"Tidak ada apa-apa!" Zahra berseru seraya menatap Saidah dengan tatap mata curiga.

"Ada! Ini dia mayatnya!" Saidah melempar sesuatu ke arah Galuh dan Titik Karmiati yang sejak tadi berdiri di ambang pintu dengan tubuh saling berhimpit. Sontak kedua perempuan itu menjerit histeris.

Bangkai seekor tikus tergeletak di atas lantai.

"Horeeeee...prank berhasil!" Saidah tertawa terpingkal-pingkal sampai keluar air matanya.

***
Dengan perasaan dongkol kelima perempuan itu meninggalkan kamar Saidah tanpa menoleh.

"Jadi ngeri tidur sendiri." Galuh mengeluh.

"Kita tidur berlima saja, yuk. Ranjang di kamarku cukup luas." Zahra menawarkan.   Semua menyetujui.

Malam terus beranjak. Nyanyian burung gagak di atas pohon jarak terdengar lamat-lamat dan serak.

Zahra memindahkan buku di pangkuannya ke atas meja. Keempat temannya sudah terbujur diam. Zahra tersenyum.

Sementara di kamarnya, Saidah masih tertawa-tawa kecil. Tawa itu baru terhenti ketika hidungnya mencium aroma aneh. Aroma nyegrak seperti aroma asap kemenyan.

Semula Saidah mengabaikan aroma aneh itu. Tapi ketika aroma itu tak kunjung hilang, bahkan semakin menjadi, Saidah mulai gelisah.

Apalagi ketika secara tiba-tiba ia merasakan ranjangnya  bergerak-gerak hebat. Seolah diguncang oleh gempa.

Ada apa ini? Hati Saidah mulai menciut. Keringat dingin bercucuran membasahi kening.

Ranjang terus saja bergerak. Bergerak semakin cepat. Cepat dan cepat.  Hingga tubuh Saidah terguncang, lalu terguling jatuh bergedebum di atas lantai.

Dalam gelap Saidah berusaha bangun. Tangannya meraba-raba tepi ranjang.

Saat meraba-raba itulah tanpa sengaja tangan Saidah menyentuh sesuatu. Sesuatu yang terasa dingin dan kaku.

Saidah menajamkan penglihatan. Dan, ia sontak terpekik.

Sepasang kaki tersembul dari bawah kasur. Kaki itu sudah membusuk dan hancur.

Saidah tidak bisa menahan rasa takutnya lagi. Iapun menjerit histeris.

"Toooooolooooong...!!! A-da mayat di bawah kasurku!'

Tak ada yang peduli pada teriakannya.

Tidak juga Zahra. Perempuan itu tengah asyik berdiri di dekat jendela. Menatap jalanan yang tertutup kabut.

Dan, ketika burung gagak kembali bernyanyi dengan suara serak, Zahra kembali tersenyum. Jemarinya yang lentik bergerak gemulai, membersihkan sisa-sisa darah segar yang terselip di kedua gigi taringnya.

***
Malang, 07 Oktober 2020
Lilik Fatimah Azzahra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun