Ada tiga sajak. Yang selalu saja gagal kutulis untukmu, Tuan. Apakah engkau ingin tahu sajak-sajak apakah itu gerangan?
Sajak pertama.
Sajak tentang kelahiran pagi. Yang berulang kali mati suri dan esok hari mesti hidup lagi. Hanya demi memberi penghiburan. Kepada orang-orang yang dihampiri kemalangan dan disinggahi rasa kesepian.
Sajak kedua.
Sajak tentang terbunuhnya malam. Tersebab kehilangan pecahan cahaya rembulan. Yang dicuri oleh para kembara. Yang diam-diam menggunakannya sebagai lampu baca. Untuk sekadar mengeja ulang kata cinta.
Sajak ketiga.
Sajak tentang gemuruhnya rasa di dada. Yang tak pernah mau berjeda. Memikirkanmu.
Sungguh. Ketiga sajak-sajak itu selalu saja gagal kutulis untukmu. Duhai, lelaki rimbawan. Yang di matamu kutemukan setumpuk rindu tak berkesudahan. Pada aroma wangi sungai-sungai. Pada nyanyi riang anak-anak kolibri. Juga, pada ayun gemulai daun mahoni yang tak henti menitip rasa damai.Â
***
Malang, 08 April 2020
Lilik Fatimah Azzahra