Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Serial Tuan Sihir | Diam Itu Emas!

16 November 2019   07:18 Diperbarui: 16 November 2019   07:15 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prolog

Namaku  Dimas. Umur 17 tahun. Wajah cakep. Yatim piatu. Sejak kecil diasuh Simbah Kakung yang memiliki ilmu sihir. Digadang-gadang bisa menjadi pewaris ilmunya Simbah.

Tempat tinggalku berpindah-pindah. Kadang di puncak gunung (kalau pas lagi nemenin Simbah bertapa), tapi lebih sering tinggal di rumah kos-kosan di pinggiran kota. Saat ini tercatat sebagai siswa sebuah SMK jurusan TKJ kelas XI. Cita-cita ingin jadi tukang sihir yang baik seperti Simbah Kakung

Mulai mempraktikkan ilmu sihir meski belum sempurna. Yang penting punya niat baik untuk menolong sesama. Terutama cewek-cewek yang lagi galau.

Quotes: Amalkan ilmu walau sebiji kwaci. Bantulah orang-orang yang membutuhkan pertolongan tanpa menunggu diperintah.

---------

Diam itu Emas!

Putri itu cewek pendiam. Bicaranya hanya sedikit-sedikit. Seperlunya saja. Saking pendiamnya, teman-temannya sering lupa kalau Putri itu ada.

Bukan hanya itu, ekspresi wajah Putri sulit sekali ditebak. Datar. Tidak ada gregetnya sama sekali. Hal ini membuat teman-temannya tidak bisa membedakan, apakah Putri sedang sedih, gembira atau marah.

Hari itu kelas 8 mendapat tugas kelompok dari Ibu guru untuk membuat makalah tentang lingkungan hidup. Kelas mendadak riuh. Teman-teman Putri berebut membentuk kelompok-kelompok. Kecuali Putri. Cewek itu hanya duduk diam. Menunggu. Berharap ada yang menawarinya masuk ke dalam salah satu kelompok mereka.

Ternyata tidak seorang  pun yang berminat mengajaknya bergabung. Dalam hati Putri merasa sedih, bingung sekaligus takut. Tugas ini merupakan tugas yang sangat penting. Jika tidak dikerjakan secara berkelompok, maka ia tidak akan mendapat poin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun