Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Jin di Dalam Botol

16 November 2018   14:37 Diperbarui: 16 November 2018   14:56 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat itulah identitasku sebagai putri jin terbongkar.

Pria yang kutiup itu ternyata calon suamiku yang juga menyamar menjadi manusia untuk mengejarku.

Kami lantas berkelahi hebat. Saling menyerang.  

Tak ada yang kalah dan menang. Pertarungan sengit berlangsung hingga beberapa hari. Dan itu membuat pemilik bar berkali-kali pingsan karena tak kuasa menyaksikan bar miliknya yang semula bagus dan nyaman berubah menjadi berantakan layaknya kapal pecah.

Pada hari kesembilan, aku mulai lelah. Demikian juga jin calon suamiku. Ia terlihat mengenaskan sekali. Wajahnya compang-camping, dedel duel, tak lagi berbentuk. Ada bekas cakaran kukuku yang cukup dalam pada lengan sebelah kirinya. Sepanjang lima sentimeter.

Sementara aku, kondisiku juga tidak lebih baik dari keadaan dia.


Di saat yang teramat genting, ketika jin calon suamiku itu nyaris menangkapku, aku mengecilkan diri. Masuk ke sebuah botol yang sedang dipegang oleh seorang pemabuk tua. Dan aku merasa nyaman bersembunyi di situ. Sebab ternyata jin calon suamiku tidak bisa mengecilkan tubuhnya seukuran diriku.

Aku tertawa.

Tapi tawaku mendadak terhenti. Ketika pria tua pemabuk itu tiba-tiba menutup rapat-rapat botol yang berisi aku. Lalu membuangnya ke sungai di bawah jembatan.

Botol berisi dirikupun hanyut mengikuti arus sungai hingga menuju laut.

Aku merasa, tamatlah riwayatku hingga di situ. Ratusan tahun aku kimpul-kimpul di tengah laut. Ditelan dan dimuntahkan berulang kali oleh ikan-ikan besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun