Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Lelaki Rimbawan dan Bunga Sepatu

11 September 2018   06:26 Diperbarui: 11 September 2018   07:33 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:www.unsplash.com

Pagi yang gigil. Lelaki rimbawan mulai memandu kisah yang muskil. Sesekali ia menggoreskan tinta pada wajah langit muram yang dekil. Menggambarinya dengan siluet bunga sepatu. Bukan lukisan tentang sekuntum mawar merah jambu.

Pada sepenggal perjalanan lelaki itu menyumpahi diri sendiri. Merutuk kutuk habis-habisan. Bajingan benar aku ini! Jatuh cinta pada bunga sepatu yang tumbuh liar di taman pikiranku. Sedang di dalam jambangan mawar merahku menunggu, merindu selentik dua lentik sentuhanku.

Lalu lelaki rimbawan yang pada dadanya meletup-letup lava gunung berapi. Sejenak membolak-balikkan selasar hati. Bukankah Tuhan kerap menjungkirbalikkan kenyataan? Manusia boleh menghitung matematika secara logika. Satu tambah satu harus sama dengan dua. Tapi di tangan Tuhan angka itu sewaktu-waktu bisa saja berubah.

Lelaki itu kian memeluk gigil yang meruam. Masih, di langit yang suram siluet bunga sepatu belum terhapuskan. Pada detik kesekian ia mengangkat kedua tangan. Pada kemiringan sepersekian di setiap ujung jemarinya mendadak berlompatan. Kata-kata. Serupa rapal mantra atau bisa jadi doa-doa. Yang ditujukan entah untuk siapa.

***

Malang, 11 September 2018

Lilik Fatimah Azzahra

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun