"Bersabarlah Tuanku Prabu. Hati Dewi Shinta masih belum terbuka untuk Tuanku. Mungkin Tuanku perlu berbenah dan memperbaiki diri."
Mendengar jawaban seperti itu, sontak Rahwana merasa tersinggung. Dengan geram dan penuh amarah tak terkendali dikutuknya Dewi Trijata.
"Kau akan menjadi perawan tua! Kalaupun menikah, kau akan mendapat suami seekor kera yang buruk!"
Mendengar kutukan demikian, hati Dewi Trijata sedih tiada terkira. Demikian juga Dewi Shinta. Ia merasa sangat bersalah. Sebab demi membela dirinya Trijata harus rela menjalani hidup kurang beruntung. Kelak kutukan yang diucapkan oleh Rahwana itu akan menjadi kenyataan.
Meski begitu di sisi lain Dewi Shinta berusaha memaklumi. Memandang kemarahan Rahwana sebagai bentuk cinta yang sangat dalam terhadap dirinya. Cinta yang luar biasa. Cinta yang oleh sebagian orang diragukan ketulusannya.
Ah. Andai saja Dewi Shinta memiliki keberanian untuk berkata jujur, ia pasti akan menyampaikan pengakuan ini kepada semua orang.Â
"Kelak jika diperkenan menitis kembali, aku tak segan memilih Rahwana sebagai suamiku. Sebab cinta Rahwana jauh lebih besar dibanding cinta Sri Rama padaku."
***
Malang, 04 April 2018
Lilik Fatimah Azzahra