Langkahnya sampai pada deret kamar sisi kanan yang pada pintunya tersemat bilangan angka genap.
"Bagaimana caramu menemukan tempat tersembunyi ini?" seseorang mengagetkannya, membuatnya menoleh dan berbalik badan.
Seorang perempuan---bertubuh kurus berdiri menatapnya.
"Sangat mudah bagi saya, Mbakyu. Kami berlangganan banyak koran, jadi saya hafal betul, koran mana saja yang biasa menggunakan huruf model Italic," Violet tertawa.
"Kau sangat cerdas. Nyaris menyamai Sherlock Holmes pujaanmu itu," perempuan tak dikenal itu memuji. Pandangannya tak lepas menatap Violet dari ujung kaki hingga ujung rambut, tak berkedip.
"Saya semakin yakin ketika tiba di meja resepsionis dan melihat sebuah koran tergeletak. Salah satu halamannya berlubang. Anda telah mengguntingnya bukan? Lalu guntingan itu Anda tempel pada sebuah kertas berkop Zen Hotel, dan mengirimkannya ke apartemen saya," Violet mengulurkan tangan. Perempuan itu mengangguk sedikit.
"Berapa lama sisa waktumu, Nona Violet?" perempuan itu bertanya pelan.
"Sekitar sepuluh menit. Lebih dari itu, Kakak saya pasti akan menyusul ke mari. Dan Anda--- tidak akan bisa menyembunyikan identitas Anda lagi."
***
Inspektur Ando melirik arloji di pergelangan tangan kanannya. Sudah duapuluh delapan menit. Dua menit lagi ia harus menyusul Violet. Tapi baru saja punggungnya beringsut, dilihatnya Violet muncul dengan langkah tergesa.
"Kita tinggalkan tempat ini segera, Kakak," Violet berkata ringan.