Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[100HariMenulisNovelFC](#25) Sang Pelarian

28 April 2016   08:28 Diperbarui: 28 April 2016   08:35 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Kami bisa menjaga diri, Nak. Percayalah," Nenek menatapku tegar. Aku masih belum beranjak. Pikiranku masih buntu. Hh, lagi-lagi aku menggeram. Menyalahkan diri sendiri yang teramat begitu bodoh karena tak bisa melindungi dua perempuan lemah yang kini entah bagaimana keadaan mereka.   

Kalau saja ada sedikit pencerahan. Ah....

Tetiba pikiranku tertuju pada seseorang. Pak tua itu! Kenapa tidak? Aku beranjak.

"Nek, aku bisa menitipkan kalian pada Pak tua itu!" aku berseru girang. Ya, satu-satunya orang yang bisa membantuku adalah dia. Buru-buru aku melangkah menuju rumah Pak tua yang hanya berbatas pagar bambu dengan rumah Nenek.

Laki-laki berumur itu tengah memasang palang pintu kandang ketika aku datang. Ia melambaikan tangan ke arahku.

"Pak tua, bisa kita bicara sebentar?" aku bertanya setengah gugup. Pak tua mengangguk. 

"Bunda Fatima dan Cinta menghilang..." aku mengadu. Pak tua tampak terkejut. 

"Kapan itu?"

"Bunda Fatima kemarin usai dari menjenguk anak-anak."

"Ceritakan kronologinya."

"Saat kami tiba di rumah, ternyata mantan suami Bunda Fatima sudah menunggu. Laki-laki itu memaksa agar Bunda Fatima menyerahkan kunci asli rumah yang ditempati. Mereka beradu mulut. Ketika laki-laki itu melayangkan tangannya pada wajah Bunda Fatima, amarah saya tersulut. Saya menonjok laki-laki itu. Tapi ia balas menyerang saya. Dengan sebuah kursi ia menghantam tengkuk saya hingga saya jatuh tak sadarkan diri. Begitu siuman, saya tidak melihat sosok Bunda Fatima," aku menceritakan kembali kejadian yang kami alami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun