Belantara kata yang kujaga dengan segenap asa dan rasa, tak mampu mengusir gelisah. Jiwa laksana terhujam sebilah belati. Sakitnya sungguh tiada terperi.
Aku terkapar di antara reruntuhan diksi-diksi yang kucipta sendiri.
"Ah... gelisah ini perlahan membunuhku!"
Maafkan aku. Aku tahu, satu kata yang kuucap pernah tiada sengaja melukai hatimu. Tajam. Bagai sabetan pedang. Dan itu yang membuatmu memilih untuk pergi.
Kekasih, jiwa menggigil kala engkau tak lagi bisa kurengkuh. Bibir memanggil kala cinta tak lagi mampu bercengkarama tentang rindu. Batinku terkoyak, merupa riak-riak gelombang yang tak tahu jalan pulang.
"Ah, sungguh gelisah ini benar-benar telah membunuhku!