Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gelisah Ini Membunuhku

6 Desember 2019   12:48 Diperbarui: 6 Desember 2019   12:51 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: SuperAdventure.co.id

Belantara kata yang kujaga dengan segenap asa dan rasa, tak mampu mengusir gelisah. Jiwa laksana terhujam sebilah belati. Sakitnya sungguh tiada terperi.

Aku terkapar di antara reruntuhan diksi-diksi yang kucipta sendiri.

"Ah... gelisah ini perlahan membunuhku!"

Maafkan aku. Aku tahu, satu kata yang kuucap pernah tiada sengaja melukai hatimu. Tajam. Bagai sabetan pedang. Dan itu yang membuatmu memilih untuk pergi.

Kekasih, jiwa menggigil kala engkau tak lagi bisa kurengkuh. Bibir memanggil kala cinta tak lagi mampu bercengkarama tentang rindu. Batinku terkoyak, merupa riak-riak gelombang yang tak tahu jalan pulang.

"Ah, sungguh gelisah ini benar-benar telah membunuhku!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun