Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Si Tukang Balon

20 Agustus 2019   07:37 Diperbarui: 20 Agustus 2019   19:56 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi penjual balon. (pixabay/elifhazalzkse)

Hebatnya, Abah Karman tak pernah mau menggantungkan hidupnya pada siapapun termasuk anaknya sendiri. Padahal ketiga orang anaknya sudah bekerja dan hidup berkecukupan. Bahkan dua diantaranya berfrofesi sebagai guru di sekolah dasar.

"Kalau mau, mungkin abah bisa tinggal dengan anak-anak, tidak perlu repot-repot cari duit. Tapi Abah tidak mau. Lebih baik hidup miskin daripada membebani orang lain" Ujarnya.

Tiba-tiba di tengah perbincanganku dengan Abah Karman, ada seorang ibu dan anaknya yang sedang nangis ingin balon. Namun tampaknya si ibu itu tengah tergesa-gesa. Namun, karena tangisan si anak makin keras, ia pun terpaksa membeli balon dari Abah Karman.

"Berapa satunya balon ini kek?"

"7500 rupiah neng" Jawabnya.

Si ibu itu pun menyodorkan uang lembaran lima puluh ribu rupiah. Abah Karman kebingungan, karena tidak ada uang kembaliannya.

"Gak ada uang pas ya neng?"

"Duh gak ada kek. Gimana ya?" Si ibu juga kebingungan.

"Ya udah gak apa-apa neng. Ambil aja dulu uangnya. Abah lihat ibu lagi buru-buru. Lain waktu aja bayarnya kalau kita ketemu lagi" kata Abah Karman, sambil terus melepas senyum.

"Beneran nih kek?" Si ibu kurang percaya.

"Beneran neng.  Abah ikhlas lilahi ta'ala" kembali tersenyum ramah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun