Mohon tunggu...
taufiqelhida
taufiqelhida Mohon Tunggu... Penulis - orang gila

Penulis Penggambar Pemula

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Purnama Terakhir

12 Desember 2019   21:48 Diperbarui: 12 Desember 2019   21:49 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wajahmu tampak segar ketika kau kerudungkan awan di langit kelam hatiku
Kendati ini terakhir kau purnama di tahun ini, tak sedikitpun aku melihatmu bersedih
Seolah kau berkata kepadaku bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan soal hidup
Jalankan saja apa yang telah dimulai dan nikmati segalanya sebagai kebahagiaan

Aku mengajakmu minum bajigur yang kubeli dari seorang bapak paruh baya
Kau sibuk dengan dirimu sendiri memikirkan malam yang kian tua
Tidak mengapa, sebab ini terkahir kali kau purnama di tahun ini
Aku menerimanya sebagai puisi yang dicipta kegelapan setelah kemarau begitu lama

Kau lalu berkata untuk jangan terlalu mendekap kepedihan erat-erat
Sesekali peluklah kedamaian dari setiap kegembiraan malam-malam sunyi
Maka tak akan ada lagi kemanusiaan yang terbuang dari jiwa para penjaga
Semua akan kembali kepada merdunya nyanyian waktu yang lima itu

Engkau kini cadarkan awan sehingga tak utuh aku menatapmu
Tengadah mimpi kulemparkan agar senyum yang sembunyi itu tetap ada
Dan aku tak akan lagi bertanya kenapa esok kau tidak lagi utuh
Itu karena setiap saat kau berikan dirimu untukku

el, 1212 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun