Wajahmu tampak segar ketika kau kerudungkan awan di langit kelam hatiku
Kendati ini terakhir kau purnama di tahun ini, tak sedikitpun aku melihatmu bersedih
Seolah kau berkata kepadaku bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan soal hidup
Jalankan saja apa yang telah dimulai dan nikmati segalanya sebagai kebahagiaan
Aku mengajakmu minum bajigur yang kubeli dari seorang bapak paruh baya
Kau sibuk dengan dirimu sendiri memikirkan malam yang kian tua
Tidak mengapa, sebab ini terkahir kali kau purnama di tahun ini
Aku menerimanya sebagai puisi yang dicipta kegelapan setelah kemarau begitu lama
Kau lalu berkata untuk jangan terlalu mendekap kepedihan erat-erat
Sesekali peluklah kedamaian dari setiap kegembiraan malam-malam sunyi
Maka tak akan ada lagi kemanusiaan yang terbuang dari jiwa para penjaga
Semua akan kembali kepada merdunya nyanyian waktu yang lima itu
Engkau kini cadarkan awan sehingga tak utuh aku menatapmu
Tengadah mimpi kulemparkan agar senyum yang sembunyi itu tetap ada
Dan aku tak akan lagi bertanya kenapa esok kau tidak lagi utuh
Itu karena setiap saat kau berikan dirimu untukku
el, 1212 2019