Iya, kalau dirimu ada. Disana. Kita bisa bincang daring. Online bersamamu. Berbagi cerita. Karena kita terpisah jauh. Tapi kamu ada.
Sungguh, kalau dirimu ada. Pasti ada kepastian. Tinggal menunggu waktu saja. Kita pasti bertemu. Dan hidup bersama kelak. Jika kamu ada.
Tapi, dibilang dirimu tak ada, kamu ada. Bahkan sangat dekat. Tapi kamu tak ada dalam hidupku. Cinta ini, tak bertuan. Cinta ini untukmu, bukan kamu menolakku. Tapi cinta ini tak mungkin. Tak bisa disatukan, sekalipun kamu ada.
Dan ternyata, dirimu kekasih virtual. Bukan jauh. Bukan tidak ada. Tapi kamu ada. Tapi kamu tak bisa kumiliki. Salahkah aku mencintaimu.
Cinta ini jadi cinta yang khayal. Hanya aku sendiri. Setiap hari pulang dalam hidupmu. Hadir selalu didekatmu. Berharap dan rindu selalu. Ada tapi tiada. Tak ada, tapi kamu ada.
Makin lama makin gila. Jadi hilang kewarasan. Bicara padamu, berharap hadirmu. Menunggu hingga larut malam. Tapi kamu hanya virtual, dan hilanglah kemanusianku. Karena cinta bukan aku saja. Cinta ada diriku, dan ada hadirmu. Tanpamu aku jadi sinting.Â
Kekasih virtual. Haruskah aku terus bersamamu. Hanya dalam angan. Ini bukan mimpi. Bukan hidup imajinasi. Bukan fatamorgana. Ini hidup nyata, tetapi dirimu tak pernah adaÂ
Malang, 9 April 2021
Oleh Eko Irawan