Sendiri kadang perlu. Agar lepas dari kepenatan hidup. Kesempatan berkaca diri. Membuat Rencana. Untuk besok. Dalam lembar baru.
Sendiri untuk memahat karya. Melukis gurat sastra. Menulis tentang makna. Dibaca atau tidak, terserah pemirsa. Tak dilihatpun tak mengapa. Karena bukan siapa siapa.
Sendiri bukan solusi abadi. Karena sendiri terus, akan terasing dirimu. Dalam sepi. Semua sendiri. Bicara sendiri. Berteman khayal. Karena hidup butuh sentuhan kasih. Butuh pencinta. Yang nyata ada.
Menjaring angan. Berteman kesepian. Hidup hanya menunggu. Datangnya kekasih. Yang membuat hidup bermakna. Penuh warna.
Sendiri untuk siapa. Sia sia. Saat lelah, tak ada yang peduli. Tak ada yang merindu. Bagai sampah liar yang mengganggu.Â
Saatnya tidak sendiri. Ada malam, ada siang. Ada terang ada gelap. Semua adalah ujian. Karena sesungguhnya hidup ada pasangannya. Ada jodohnya. Yakin pasti ada, entah kapan tiba.
Warna hidup bukan tunggal. Tanpa kekasih hanya akan jadi abu abu. Penuh ragu. Tidak hitam. Tidak putih. Remang remang.Â
Rugi hidup sendiri. Siksa batin. Siksa Raga. Matikan rasa. Bisa berkarya, tapi sia sia. Karena tak ada yang kagum karyamu. Tak ada yang memuji ekspresimu. Tanpa dia, lama lama mati, tanpa ada yang menangisimu pergi.
Malang, 15 Februari 2021
Oleh Eko Irawan