Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ikhlaskan Walau Sudah Kau Ambil Bahagia

22 Januari 2021   19:56 Diperbarui: 22 Januari 2021   20:06 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diujung kisah ini. Mungkin masih ada dendam. Bukan aku yang dibela, tapi dirimulah yang dipuja. Sebagai maha benar, lanange jagad. Sang lelaki sejati. Sejuta sanjung, untuk sang Arjuna. Pria paling mulia, berhati dewa. 

Jika aku menyentuhmu, kau dibela. Kau dibenarkan. Kau memang hebat, perlu diumumkan keseluruh negeri. Sebagai pesohor sejati. Aku boleh dibohongi. Karena aku bodoh. Tak tegas. Tak teges. Dan ditertawakan. Dihina. Diremehkan. Hingga kau berani berbuat. Aku tak tahu, Tapi Allah Tahu semuanya. Tak diragukan lagi. 

Kau telah menang, diatas tangisku. Kau telah nikmat diatas lukaku. Kau pejantan tangguh yang terhormat. Apapun kau akan dibela, karena kau bahagia. Penikmat lezat diatas surga Surga dunia. Milikku yang sudah kau ambil paksa. Demi puasnya dirimu, sang pejantan luar biasa.

Aku terima hinaanmu. Aku tak balas kelakuanmu. Kupasrahkan saja. Kau telah puas sepuas puasnya. Menikmati hakku. Kau curi itu atas nama cinta. Aku tak bilang salah benar. Itu kelakuan warasmu. 

Aku Ikhlaskan walau sudah kau ambil bahagia. Kau Ambil masa depan. Kau Ambil semua rencana indah. Kau sudah berbuat. Itu urusanmu dengan Allah. Sekarang mana jantanmu? Tanggung jawabmu?

Bawalah pergi kekasihku. Sekarang milikmu. Jangan lari dari tanggung jawab. Tapi kenapa aku yang dipersalahkan? Yang membela kehormatan? Aku terima dengan ikhlas. Tanpa dendam. Selamat bahagia. Tak perlu drama. Aku sudah paham polahmu. Aku diam. Tapi Allah tahu.

Tapi jangan kau tuduh aku suudhon. Biar keadilan Allah yang bicara, aku diam saja. Karena aku pernah bicara denganmu. Sebagai lelaki dengan lelaki. Berbeda dengan yang dibicarakan. Tapi perbuatanmu dibalik aku? Aku tidak tahu. Allah tahu. Itu saja. 

biarkan waktu membuktikan. Keadilan akan bicara. Nikmati bersama semua yang sudah kau ambil. Menarilah bahagia, walau aku terluka.

malang, 22 Januari 2021

oleh Eko Irawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun