Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Alhamdulillah Masih Bisa Makan

7 Desember 2020   19:24 Diperbarui: 7 Desember 2020   19:46 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri foto Eko Irawan, Alhamdulillah masih bisa makan

Ada jurang. Menganga. Memberi batas. Antara yang kaya dan miskin. Terlihat dari tempat sampahnya. Yang kaya, banyak membuang sisa makanannya. Yang miskin makan jarang ada. Ini nyata, fenomena apa?

Tapi Alhamdulillah aku masih bisa makan. Hanya nasi dan goreng tempe. Inilah kekayaanku. Sederhana, apa adanya.

Yang miskin itu mereka. Tak tahu tetangganya kelaparan. Kehausan. Tak mampu beli beras. Mereka kaya, tapi miskin hati. Tak punya nurani. Membuang rejeki.

Mereka kikir. Lalat saja diusir, apalagi tetangga yang miskin. Lebih baik sisa makanan dibuang, daripada diberikan yang lapar. 

Seolah bangga membuang makanan. Tanda hebat tanpa tandingan. Tapi sejatinya dalam kemiskinan. Tak punya kepedulian.

Syukuri apa yang kau punya. Jika lebih, berbagilah. Jangan kau buang. Coba lihat tetanggamu, barang kali mereka ada yang kelaparan. Tolonglah mereka. 

Alhamdulillah masih bisa makan, 7 Desember 2020 oleh Eko Irawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun