Mohon tunggu...
Eko Setyo Budi
Eko Setyo Budi Mohon Tunggu... Pemerhati Budaya

Menulis buku untuk peradaban, sejarah dan amal jariah. Suka traveling, kuliner dan olahraga jalan kaki/jogging.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Banjir di Bali: Ambillah Hikmahnya Sebagai Sarana Instropeksi, Pendekatan Diri Kepada Sang Pencipta Alam Semesta

11 September 2025   09:07 Diperbarui: 11 September 2025   16:30 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dampak banjir di Bali (Sumber: Kompas.com)

Banjir di Bali: Ambillah Hikmahnya Sebagai Sarana Introspeksi Dan Pendekatan Diri Kepada Sang Pencipta Alam Semesta

Kita tidak menduga bahwa musibah banjir di Bali pada 10 September 2025 telah meluluh-lantakkan wilayahnya begitu cepat sehingga kehidupan masyarakat Bali terhenti. Saya sendiri terkejut setelah lulus SMA tahun 1982 rekreasi ke Bali belum mendengar banjir begitu besar di Denpasar dan sekitarnya. Pada tahun 1986 saya pergi lagi ke Denpasar hampir seminggu lebih menginap di tempat kost temanku SMA yang bekerja di salah satu BUMN terkenal. Tempat kost di Jl Diponegoro merupakan kawasan dagang/pertokoan  paling ramai di Denpasar. Selama itu masuk musim hujan aman saja, saya pun bisa menikmati berwisata ke pantai Kuta, Pantai Sanur, Bedugul, dll.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara menyebutkan banjir Bali 10 September 2025 kali ini merupakan yang terparah dalam beberapa dekade terakhir. Tiap musim hujan pun Bali aman-aman saja belum ada banjir besar, kalaupun ada banjir sifatnya hanya lokal, dan genangan air cepat surut.

Saat ini, Pemerintah Provinsi Bali bersama BNPB telah menetapkan status tanggap darurat bencana. Data sementara mencatat sembilan orang meninggal dunia dan enam lainnya masih dalam pencarian. Status ini memungkinkan pemerintah pusat memberi dukungan penuh dalam proses evakuasi, rehabilitasi, hingga rekonstruksi pascabencana.

Kepala BNPB Letjen Suharyanto mengungkap sebanyak 474 kios dan ruko rusak akibat banjir yang melanda wilayah Bali. Banjir ini juga merusak sejumlah rumah warga, namun datanya belum dirilis. "Banyak bangunan yang rusak, datanya nanti ada di pemerintah daerah tentu ini akan berkembang terus, memang yang menonjol bukan rumah masyarakat tetapi yang rusak ratusan itu adalah kios dan ruko-ruko kecil di pasar, jumlahnya ada 474 unit tapi kalau rumah masyarakat tidak banyak," kata Suharyanto, Rabu (10/9/2025).

Curah Hujan Ekstrem

Kepala Balai BMKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, menjelaskan bahwa pemicu banjir akibat curah hujan yang ekstrem. Dalam dua hari terakhir, intensitas hujan di Bali berada pada kategori lebat hingga ekstrem. "Kondisi cuaca di wilayah Bali (Jembrana, Tabanan, Badung, Denpasar, Gianyar, Klungkung, dan Karangasem) menunjukkan akumulasi curah hujan harian berada dalam kategori lebat (>50 mm/hari) hingga kategori ekstrem (>150 mm/hari)," kata Cahyo. Ia menambahkan, kondisi ini disebabkan oleh aktifnya gelombang ekuatorial Rossby yang memicu pertumbuhan awan konvektif. "Kondisi kelembaban udara lembab hingga lapisan 200 mb (12.000 meter) mendukung pembentukan awan konvektif dengan puncak awan tinggi. Inilah yang menimbulkan hujan lebat disertai kilat dan petir," jelasnya.

Gelombang ekuatorial Rossby (equatorial Rossby waves) adalah salah satu jenis gelombang besar atmosfer dan laut yang terjadi di sekitar ekuator, termasuk dalam kategori gelombang ekuatorial. Gelombang ini muncul karena adanya pengaruh rotasi bumi (efek Coriolis) yang sangat khas di sekitar ekuator.

Curah hujan yang tinggi ini akan menimbulkan 'air bah' (banjir) jika melebihi dari ukurannya. Kita mempelajari ilmu alam waktu SMA tentang terjadi hujan bahwasannya lapisan atmosfir  merupakan tempat terjadinya pengumpulan butiran air yang menguap dari laut, danau, sungai dan tumbuhan. Di sinilah terjadi siklus air yang sangat bermanfaat bagi manusia, namun bisa menjadi musibah 'air bah' bila melebihi takarannya.

Dalam Al-Qur'an diterangkan mengenai sirkulasi air dan terjadinya hujan dari langit tidak terlepas siklus air ialah surah Ath-Thariq (86) ayat 11: "Demi langit yang mengandung raj'i." Dalam tafsir makna Raj'i berarti kembali atau mengembalikan (siklus). Hujan dinamakan Raj'i dalam ayat ini, karena hujan itu berasal dari uap yang naik dari bumi ke udara, kemudian turun ke bumi, kemudian kembali ke atas, dan dari atas kembali ke bumi dan Begitulah seterusnya. Ayat tersebut juga dapat diterjemahkan menjadi "demi langit yang menyerupai raj'i (siklus)".

Alih Fungsi Lahan Perparah Banjir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun