Mohon tunggu...
Eko Setyo Budi
Eko Setyo Budi Mohon Tunggu... Penulis, Pemerhati Budaya

Menulis buku untuk peradaban, sejarah dan amal jariah, Buku-buku saya yang sdh terbit dapat dilihat di Google Books Eko Setyo Budi (buku eko setyo budi). Suka traveling, kuliner dan olahraga jalan kaki/jogging.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Biaya Transportasi Masih Mahal di Kota?

14 Agustus 2025   19:13 Diperbarui: 14 Agustus 2025   19:31 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pasal 185 ayat (1) disebutkan subsidi dapat diberikan untuk tarif kelas ekonomi pada trayek tertentu. Dengan demikian trayek lain tidak mendapatkan subsidi, berarti tidak ada pemerataan atau kurang adil membantu masyarakat di kota atau masyarakat urban, di mana mereka setiap hari perjalanan pergi pulang ongkosnya banyak keluar dari kantung pribadi.

Menurut pendapat saya tarif kelas ekonomi memang diperuntukkan seluruh masyarakat marginal seperti buruh, pekerja pabrik, pekerja di pertokoan atau mal, dan sebagainya. Pendapatan mereka tergerus oleh biaya transportasi akibat dari kebijakan transportasi yang belum menguntungkan masyarakat. Transportasi umum belum menjadi rumahnya sendiri, maka tidak ada pilihan lagi mereka masih mengandalkan sepeda motor karena dapat menghemat biaya walaupun keselamatan atau risiko kecelakaan mengintainya di jalan raya.

Tentu kita berharap kepada pemerintah memberikan solusi terbaik bagaimana angkutan umum terjangkau masyarakat bawah dan keselamatan terjamin. Ini adalah tanggung jawab negara, di mana pemerintah sebagai pelaksana pembinaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menjalankan amanah UU LLAJ No.22 Tahun 2009 pasal 5.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun