Apa itu teori Anthony Giddens? (WHAT)
Untuk mencegah korupsi di sektor publik, Anthony sendiri memiliki Structuration Theori. Dalam teori ini, Anthony berpendapat bahwa korupsi dalam sektor pelayanan publik merupakan salah satu tantangan terbesar dalam tata kelola pemerintahan yang baik.
Pemerintahan di suatu negara sulit dinilai baik apabila kasus korupsinya masih marak terjadi. Sebab, banyaknya kasus korupsi membuat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah menjadi menurun.
Di sisi lain, apabila tingkat kepercayaan masyarakat sudah menurun, maka segala kebijakan yang dikeluarkan pemerintah kerap kali sulit diterima dan menuai berbagai protes dari masyarakat.
Oleh karena itu, menurut Anthony, untuk mengatasi korupsi secara lebih mendalam maka pendekatan sosiologis dapat digunakan, salah satunya melalui strukturasi yang dikembangkan olehnya.
Teori Strukturasi
Teori Strukturasi dari Anthony menjelaskan tentang hubungan timbal balik antara struktur sosial dan agensi manusia, sebagai berikut:
- Struktur: Struktur merupakan aturan atau rules dan sumber daya resource yang membentuk kerangka tindakan sosial. Struktur tidak bersifat deterministik, namun memfasilitasi sekaligus membatasi.
- Agen: merupakan individua tau kelompok yang memiliki kapasitas untuk bertindak dan memengaruhi struktur.
- Dualitas Struktur; Struktur dibentuk oleh agen, namun agen juga dibentuk oleh struktur.
Jadi, Anthony menekankan tindakan sosial bersifat reflektif. Artinya, individu menyadari apa yang mereka lakukan dan mampu mengevaluasi atau mengubah tindakannya dalam konteks sosial tertentu.
Korupsi dalam Sektor Pelayanan
Anthony juga menjelaskan korupsi dalam sektor pelayanan publik berdasarkan perspektif teori strukturasinya, sebagai berikut:
- Struktur birokasi yang lemah: Dalam point pertama, Anthony berpendapat bahwa struktur atau aturan birokasi yang lemah seperti kurang transparan, aturan yang ambigu, dan pengawasan yang longgar dari pemerintah membuka peluang untuk korupsi. Kelemahan struktural ini lah yang menjadi faktor peningkatan kasus korupsi di setiap negara, termasuk Indonesia.
- Agen birokasi: Banyak agen birokasi seperti Aparatur Negeri Sipil (ASN) atau pejabat pemerintah lain yang justru memanfaatkan kelemahan struktur birokasi untuk menuai keuntungan pribadi seperti melakukan tindakan koruptif.
- Akan tetapi, tak menutup kemungkinan pula mereka melakukan tindak korupsi tersebut sebagian dari rutinitas organisasi yang sudah turun temurun. Contohnya, di salah satu perusahaan pelayanan publik pemimpinnya terbiasa menerima suap, maka kebiasaan itu tak menutup kemungkinan akan dilakukan oleh para anggotanya.
- Reproduksi sosial: Korupsi menjadi praktik umum atau budaya, bukan sekedar sebagai penyimpangan individual. Jika sistem pelayanan publik tidak transparan dan akuntabel, maka akan tercipta peluang untuk tindakan suap dan pungutan liar.
- Jika kasus korupsi tersebut tidak ditindak tegas, maka agen akan menormalisasikan praktik tersebut dan akan terus melakukannya lagi.
Bagaimana Pencegahan Korupsi menurut Teori Strukturasi? (HOW)