Greng greng....
Motor Pak Anam pun tiba, "Selamat malam Mbak Ganesha, siapa lagi yang bisa kubawa ke penginapan?"
"Pak Her" jawabku.
"Tapi bagaimana saya membiarkan minibus ini di tengah hutan" keluh Pak Her. Bagaimanapun pertimbanganku mendahulukan Pak Her adalah karena dirinya punya riwayat penyakit jantung. Nah kalau menangani sakit jantung aku belum berpengalaman.
"Besok pagi akan ada montir yang datang kemari" kataku menenangkan. Padahal aku belum menghubungi satu montirpun. Toh baterai ponselku habis.
Pak Her akhirnya menyerah dan ikut motor Pak Anam.
"Terimakasih Pak Anam" kataku.
Satu jam sudah berlalu sejak minibus kami mogok. Kami mengisi waktu dengan bercerita satu sama lain. Baru kutahu ternyata Kanaya adalah anak indigo. Pantas saja dia takut gelap.
"Coba hantu bisa direkam. Keren kali ya" celetuk Anggi.
Kanaya merengut. Anggi selalu tidak percaya dengan adanya hantu dan sejenisnya. Api unggun pun mulai redup. Suasana makin mencekam ketika lolongan anjing dan suara binatang malam mulai terdengar.
Anggi dan Kanaya duduk merapat padaku.