Mohon tunggu...
Eka suci Cahyanii
Eka suci Cahyanii Mohon Tunggu... Mahasiswi uin_suka ( 24107030001)

suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pantai Patihan: Potret Keindahan Alam yang Masih Perawan di Selatan Jogja

30 Mei 2025   14:44 Diperbarui: 30 Mei 2025   14:44 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : dokumentasi pribadi

Jogja memang tak pernah kehabisan cerita. Setiap sudutnya menyimpan kisah, dari lorong-lorong budaya di Keraton hingga deru ombak di garis pantai selatan. Namun, di balik destinasi wisata yang sudah populer, masih banyak permata tersembunyi yang menunggu untuk ditemukan. Salah satunya adalah Pantai Patihan, sebuah pantai kecil nan menawan yang berada di wilayah Kulon Progo,tepatnya di kelurahan Patihan, Kapanewon Galur.Tidak seperti Parangtritis atau Indrayanti yang sudah dipadati wisatawan, Patihan hadir sebagai tempat melarikan diri dari keramaian menyuguhkan ketenangan dan pesona alam yang nyaris tak tersentuh. Inilah kisah perjalanan saya ke salah satu pantai tersembunyi di ujung selatan Jogja.Perjalanan dimulai dari pusat Kota Yogyakarta, mengendarai sepeda motor ke arah barat daya. Jalur yang saya tempuh melewati Bantul hingga masuk ke wilayah Kulon Progo. Meski peta digital menunjukkan rute yang jelas, suasana perjalanan terasa seperti petualangan tersendiri. Jalanan kecil, pepohonan rindang, sawah hijau membentang, dan rumah-rumah khas pedesaan Jawa menemani perjalanan saya.Memasuki Galur, suasana menjadi semakin sunyi. Tidak banyak kendaraan berlalu-lalang saya terus menyelusuri jalan dengan perasaan yang senang, setelah lumayan jauh menelusuri jalan yang bermodal kan maps tak lama kemudian saya sampai di bibir pantai. Tak ada gerbang masuk, tak ada loket tiket. Hanya ada plang sederhana bertuliskan "Pantai Patihan" dan beberapa motor yang terparkir. Suasana begitu tenang, angin laut langsung menyapa dengan semilir sejuknya. Saya tahu, saya baru saja menemukan tempat istimewa.

Sumber : Dokumentasi pribadi
Sumber : Dokumentasi pribadi
Pantai Patihan mungkin tidak luas, namun keindahannya tak bisa diremehkan. Garis pantainya membentang cukup panjang, dengan pasir hitam lembut yang bersih. Ombak khas Laut Selatan berdebur kencang, namun tetap menyuguhkan nuansa damai.Yang paling mencuri perhatian adalah deretan pohon cemara udang yang tumbuh rapi di sepanjang tepi pantai. Pohon-pohon ini tak hanya memberikan keteduhan alami, tetapi juga membentuk panorama yang sangat fotogenik. Tak heran jika banyak pengunjung yang memanfaatkan tempat ini untuk berswafoto atau sekadar duduk bersantai di bawah rindangnya pohon.Saya memilih duduk di atas tikar sambil membuka bekal makan siang. Tak ada suara bising, tak ada musik dari pengeras suara, hanya suara alam angin, ombak, dan sesekali kicauan burung. Rasanya seperti kembali ke zaman dulu, saat alam masih belum banyak tersentuh modernisasi.Untuk mengenal lebih dalam, saya pun berbincang dengan salah satu warga yang tengah memancing di tepian pantai, Agus. ia adalah warga asli Patihan yang sudah puluhan tahun tinggal di sana."Pantai ini dulu tempat orang nyari ikan, Mbak. Kadang juga buat ritual sedekah laut. Sekarang kadang ramai kalau hari libur, tapi masih tenang kok," ujarnya sambil tersenyum. Menurutnya, warga sekitar menyambut baik para pengunjung selama mereka menjaga kebersihan dan tidak merusak lingkungan.Agus juga bercerita bahwa beberapa tahun terakhir, pantai ini mulai dikenal dari mulut ke mulut dan media sosial. Beberapa mahasiswa atau fotografer kadang datang untuk hunting foto atau membuat konten. "Yang penting jangan buang sampah sembarangan. Warga di sini kerja bakti bersih pantai setiap minggu," tambahnya.Selain warga lokal, saya juga mewawancarai windy, seorang mahasiswi dari UIN yang kebetulan berkunjung bersama temannya. "Aku tahu pantai ini dari TikTok. Ada yang review tempatnya bagus dan belum banyak orang tahu. Ternyata emang sebagus itu!" katanya antusias.Windy mengaku sengaja memilih Patihan karena ingin mencari tempat yang tenang dan jauh dari keramaian. "Kalau di Indrayanti atau Parangtritis sekarang rame banget. Aku suka tempat kayak gini, tenang dan alamnya masih alami. Tapi aku juga khawatir kalau nanti viral banget, takutnya jadi kotor kayak tempat-tempat lain," jelasnya.Kekhawatiran windy memang cukup beralasan. Seiring meningkatnya kunjungan,maka akan muncul tantangan besar terkait kebersihan dan pelestarian lingkungan, apa lagi oknum-okmun yang cuek akan kebersihan lingkungan.Maka dari itu, pengelolaan yang berkelanjutan menjadi sangat penting.Menurut saya pantai Patihan ini menyimpan potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata berbasis komunitas dan lingkungan. Warga bisa dilibatkan dalam penyediaan jasa wisata seperti penyewaan tikar, warung makan, hingga pemandu lokal. Hal ini tidak hanya meningkatkan ekonomi masyarakat, tapi juga menjaga agar pantai tetap bersih dan terlestarikan. Pemerintah daerah bersama warga dan pelaku wisata bisa bersinergi untuk merancang masa depan Pantai Patihan. Dengan cara itu, pantai ini bisa tetap menjadi ruang publik yang nyaman, edukatif, dan membanggakan.Pantai Patihan adalah salah satu contoh bagaimana Jogja selalu punya kejutan di balik kesederhanaan. Di tengah laju wisata modern yang kadang melupakan aspek alam dan sosial, pantai ini menawarkan refleksi tentang arti sebenarnya dari perjalanan yakni menemukan keindahan dalam keheningan, dan belajar mencintai alam dengan lebih bijak.Bagi kamu yang sedang galau ,putus cinta atau apa ingin sendiri dan menyatu dengan alam, atau sekadar merasakan nuansa pantai yang damai tanpa hiruk-pikuk keramaian kota Jogja ini. Pantai Patihan layak masuk dalam daftar kunjunganmu berikutnya sih menurut ku. Tapi jangan lupa datanglah dengan hati yang menghargai dan tangan yang tak meninggalkan jejak sampah.Karena jika kita ingin terus menikmati keindahan alam, maka sudah seharusnya kita menjadi bagian dari mereka yang turut menjaganya. SEPENDAPAT DENGAN KU BUKANN.
Sumber : Dokumentasi pribadi
Sumber : Dokumentasi pribadi
 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun