Heningnya malam merenggut kenyamanan ku dalam sepinya kemuning,panaroma senja yang bersketsakan wajahmu tenggelam dalam keheningan.
Masih tersimpan rapih rasa yang tumbuh dalam untaian,
Tak pernah ada jeda bayangmu hadir dalam ingatan.
Canda dan tawamu adalah tajuk rinduku dalam kesendirian.
Jarak bak pencuri yang  memaksa ku pasrah mengharapmu, Gigilku tak luput dari bayang-bayangmu.
Hati ini kembali mengadu di penghujung hari, tak berdaya menuntun rasa untuk pergi.
Senja memang indah, tapi realita tak pernah kompromi.
Hanya soal aku dan kamu saja tak kunjung usai, kausalitas kita agaknya bukan takdir tuk bersemai.
Jika senja adalah isyarat tuhan tuk mengabulkan doa, pintaku sederhana hanya bersamanya hingga menua.
Sejujurnya aku hanya merindu, hingga senja tiba aku tak pernah berhenti mengadu.