Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ironi Larangan Minuman Beralkohol di AS: Konsumsi Tidak Turun, Pejabat Jadi Korup

13 November 2020   23:35 Diperbarui: 13 November 2020   23:39 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bir. (Foto: Pixabay/Simon Delacre)

Beberapa pergerakan lain yang andil dalam mengkampanyekan larangan miras antara lain The Woman's Christian Temperance Union (WCTU), The Anti-Saloon League, sampai Ku Klux Klan (KKK).

Amandemen ke-18


Larangan miras akhirnya berlaku secara nasional ketika amandemen konsitusi ke-18 berlaku pada 16 Januari 1920. Amandemen ini menyatakan produksi, pengangkutan, dan penjualan minuman keras yang memabukkan adalah ilegal.

Apakah larangan nasional itu berhasil? Ternyata tidak.  Malah terlihat sebagai ironi.

Mark Thornton dalam artikelnya Alcohol Prohibition Was a Failure mengemukakan, awal larangan itu berlaku, konsumsi alkohol memang turun, tetapi angkanya kembali meningkat dalam beberapa tahun setelahnya.

Ekonom Clark Warburton dalam jurnal The Economic Results of Prohibition (1932) menuliskan secara detil kenaikan konsumsi tersebut.

Pada 1921 konsumsi per kapita minuman beralkohol berada di kisaran 0,2 galon alkohol murni. Namun, melonjak menjadi 0,8 galon alkohol murni pada 1922, kemudian naik lagi mendekati 1,2 galon alkohol murni pada 1923.

Clark Warburton, The Economic Results of Prohibition (New York: Columbia University Press, 1932), pp. 23--26, 72. via cato.org
Clark Warburton, The Economic Results of Prohibition (New York: Columbia University Press, 1932), pp. 23--26, 72. via cato.org

Konsumsi alkohol itu tidak hilang selama periode prohibition. Penyelendupan malah marak untuk memenuhi hasrat peminum yang membuncah. Mereka mendistribusi miras dengan memanfaatkan celah dari aturan turunan Volstead Act yang mengecualikan larangan miras untuk ritual keagamaan.

Di sisi lain, prohibition mengakibatkan banyak miras oplosan berbahaya beredar di masyarakat. Situs History menyebutkan, para pembuat miras ilegal telah memproduksi "gin bathup" dan rotgut selama periode larangan. Dengan rasa yang sangat bau, beberapa peminumnya mengalami kebutaan dan keracunan. Miras kualitas rendah telah membunuh kebih dari 10 ribu orang.

Dampak buruk lainnya, seperti diungkapkan Mark Thornton, penegakan hukum ketat sekalipun tidak mampu membatasi konsumsi miras. Malahan praktik kejahatan meningkat dan menjadi terorganisir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun