Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Mesin Waktu

13 Desember 2019   17:00 Diperbarui: 13 Desember 2019   17:01 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang wanita masuk ke sebuah pintu tak dikenal, menyadari dirinya memasuki lorong waktu bertahun-tahun lalu , dan menyadari tidak mengingat apapun tentang kehidupannya dahulu.

Gambar-gambar terpajang di sepanjang dinding, dirinya berusaha keras mengingat foto dan orang di dalamnya , hanya nama yang diingatnya , bukan detil peristiwanya.

Satu demi satu gambar dilihat dan dicernanya , lalu amnesianya terhapus sedikit demi sedikit tentang beberapa peristiwa, tersadar semua hal itu tiada lagi memalukan namun menggelikan di mata dan pikirannya

Sosok-sosok nyata dan membumi di foto- foto itu berubah warna dari hitam dan putih menjadi pelangi yang berwarna -warni namun begitu menyilaukan matanya

Kesederhanaan itu telah dirubah oleh waktu dan usia serta perbedaan yang ada. Dirinya menelusuri satu- satu gambar sketsa para wanita dan tangannya tertusuk oleh duri setiap kali menelusuri gambar -gambar yang terpampang di setiap perjalanan masa

Dirinya menelusuri gambar sketsa para pria dan tiap kali tangannya sulit untuk digerakkan lagi , seakan -akan ada magnet di dalamnya , dia berhenti menelusuri gambar -gambar itu dan menyadari wajah-wajah itu telah berubah dan berbeda

Menapaki kaki sepanjang lorong ke depan, jalan terlalu menyulitkan dan menyakitkan , dirinya  menatap pintu keluar dari mesin waktu dan menyadari hidupnya untuk  sekarang, kenangan lebih indah dari kenyataan

Lalu bertanya sendiri kenapa semuanya berubah, mengapa berubah? Mengapa tak terasa sama lagi? Dirinya menatap baju yang dipakainya dengan terheran - heran, baju warna hitam putih yang dipakainya telah berubah menjadi warna yang menyakitkan mata , tertunduk dan menyadari , dirinya yang berubah oleh mesin waktu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun