Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Paradoks Hari Kasih Sayang yang Aku Alami

20 Februari 2018   08:56 Diperbarui: 7 Maret 2018   10:55 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anggota keluarga Surodi Kraman tengah melepas rindu. Foto | Dokpri

Tamu undangan, yang kebanyakan berdomisili di Jakarta, sayogianya tidak perlu menyebut alasan tidak bisa hadir karena kemacetan di sejumlah ruas jalan raya, sibuk karena sudah pensiun dan harus mencari dana tambahan. Atau alasan lainnya, karena pertemuan sudah diagendakan enam bulan sekali.

Akhirnya, pada silaturahim itu, para orang tua hanya membicarakan pada upaya menguatkan sulaturahim seluruh anggota keluarga besar Surodi Kraman. Bagaimana caranya agar sanak famili dapat hadir dengan rasa ikhlas.

Kala pembicaraan berlangsung, sekretaris pengurus menyampaikan maksudnya. Pernyataannya sangat mengejutkan, ia memohon pamit mengundurkan diri sebagai pengurus. Tentu saja, permintaan itu ditolak. Siapa lagi yang mengurusi organisasi keluarga ini. Sebab, orang tua lainnya selain makin tua juga sering sakit-sakitan.

Ini harus dicarikan solusi. Tapi, tentu harus melalui langkah yang bijak dengan melibatkan anak cucu ke depannya. Men-ceriakan Kehangatan Keluarga di Hari Kasih Sayang memang bukan pekerjaan ringan. Tapi, dengan kemauan keras akan bisa dicapai.

Sekedar catatan, keluarga besar Surodi Kraman yang berdomisili di Jakarta setiap enam bulan sekali menyelenggarakan pertemuan silaturahim itu. Anggota keluarga ini masih memiliki garis keturunan dengan tokoh Pahlawan Nasional, yaitu Raden Mas Said.

Raden Mas Said, yang dikenal juga sebagai Pangeran Sambernyawa ini, memiliki nama lengkap Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I. Dia lahir di Kartasura pada 7 April 1725 -- meninggal di Surakarta, 23 Desember 1795 pada usia 70 tahun. Ia merupakan pendiri Praja Mangkunegaran, sebuah kadipaten  di Jawa bagian tengah selatan. Ayahnya bernama Pangeran Arya Mangkunegara dari Kartasura dan ibunya bernama R.A. Wulan.

Mengangkat kisah perjuangan Raden Mas Said, ingatan penulis pun lantas tertuju pada nasihat pendiri bangsa negeri ini, Bung Karno. Tokoh Proklomator RI ini pernah melontarkan ucapan, jangan sesekali melupakan sejarah. Karena itu, kumpul dalam forum silaturahim untuk merawat nilai kepahlawanan Raden Mas Said sayogianya harus dilakukan secara berkesinambungan.

Bertepatan pada Hari Kasih Sayang ini, mari kita rajut kehangatan keluarga. Kebersamaan dan kesamaan pandangan akan menguatkan silaturahim seluruh anggota keluarga  Surodi Kraman.

"CeriakanKehangatan" bersama "BrightGas". Salam hormat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun