Mohon tunggu...
Edy Suhardono
Edy Suhardono Mohon Tunggu... Social Psychologist, Assessor, Researcher

Direktur IISA Assessment Consultancy and Research Centre, Surabaya. Tiga buku terakhir nya: (1) 'Membaca Identitas, Multirealitas dan Reinterpretasi Identitas: Suatu Tinjauan Filsafat dan Psikologi' (Gramedia Pustaka Utama, 2023); (2) 'Teori Peran, Konsep, Derivasi dan Implikasi di Era Transformasi Sosio-Digital' (Zifatama Jawara, 2025), dan (3) 'Kecerdasan Jamak, Keberagaman dan Inklusivitasnya' (Zifatama Jawara: 2025).

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

PHK Massal dan Tagar "Kabur Aja Dulu"

18 Februari 2025   14:52 Diperbarui: 18 Februari 2025   14:44 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Generasi Sandwitch dan PHK (Sumber: Freepik/Koleksi Edy Suhardono

Di tengah perdebatan tentang dampak automasi, muncul pertanyaan: apakah pemerintah dan sektor swasta dapat bekerja sama untuk memastikan bahwa transisi menuju ekonomi digital berjalan dengan adil dan inklusif, ataukah PHK massal akan menjadi konsekuensi yang tak terhindarkan?

Menavigasi Badai PHK: Strategi Adaptasi dan Inovasi

Untuk mengatasi ancaman PHK massal, dibutuhkan strategi yang lebih komprehensif daripada sekadar pendidikan dan pelatihan konvensional. Heckman (2000) menekankan pentingnya investasi pada human capital sejak usia dini, namun kita juga perlu berfokus pada pengembangan soft skills dan transferable skills yang relevan dengan berbagai jenis pekerjaan.

Selain itu, pelatihan keterampilan teknis yang spesifik juga tetap penting, namun harus disesuaikan dengan kebutuhan industri yang terus berubah. Peran pemerintah tidak hanya sebagai penyedia program pelatihan, tetapi juga sebagai fasilitator yang menghubungkan pekerja dengan peluang kerja baru.

Penting untuk menciptakan ekosistem yang mendukung inovasi dan kewirausahaan, sehingga tercipta lebih banyak lapangan kerja baru. Kota-kota metropolitan, dengan konsentrasi sumber daya dan talenta yang tinggi, dapat menjadi pusat inovasi dan pertumbuhan ekonomi. Meski demikian, inovasi juga harus didorong di daerah-daerah yang lebih terpencil, sehingga tidak terjadi kesenjangan ekonomi yang semakin besar. Maka, investasi dalam pendidikan, pelatihan, dan inovasi harus dilakukan secara merata di seluruh wilayah, dengan fokus pada pengembangan potensi lokal dan peningkatan daya saing.

Dari Tagar #KaburAjaDulu ke #BangkitBersama

Di tengah ancaman PHK massal dan ketidakpastian ekonomi, tidak heran jika banyak orang merasa putus asa dan memilih untuk "kabur" mencari peluang di tempat lain. Namun, kita tidak boleh menyerah pada keadaan. Alih-alih meratapi nasib, kita harus bangkit dan mengambil tindakan untuk mengatasi tantangan ini bersama-sama.

Pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat sipil harus bekerja sama untuk menciptakan solusi yang inovatif dan berkelanjutan. Program pelatihan keterampilan harus disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja yang terus berubah, dengan fokus pada pengembangan soft skills dan transferable skills yang relevan dengan berbagai jenis pekerjaan.

Selain itu, penting untuk mendorong kewirausahaan dan inovasi, sehingga tercipta lebih banyak lapangan kerja baru. Pemerintah dapat memberikan insentif bagi perusahaan yang menciptakan lapangan kerja, serta memberikan dukungan bagi startup dan usaha kecil menengah (UKM). 

Masyarakat sipil dapat berperan dalam memberikan pelatihan, mentoring, dan dukungan bagi pekerja yang terancam PHK, serta mempromosikan kesadaran tentang pentingnya adaptasi dan inovasi. Dengan semangat gotong royong dan kolaborasi, kita dapat mengubah narasi dari #KaburAjaDulu menjadi #BangkitBersama, membangun masa depan yang lebih baik bagi semua.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun