Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Algoritma Media Sosial di Era Post Truth

16 Januari 2022   07:14 Diperbarui: 16 Januari 2022   07:23 993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sekelompok Pemuda sedang bermain media sosial (sumber: idmtimes.com)

Bagi penulis, data mengenai kenaikan penggunaan media sosial tersebut sangatlah wajar. Hal ini sangat dipengaruh oleh kebijakan PKM akibat pandemi covid 19. Selama masa pandemi covid 19 aktivitas masyarakat dibatasi dan harus berada di rumah. Oleh karena itu, untuk menghindari kejenuhan sebagian orang bermain media.

Selain game online, bermain media sosial juga sebagai alternatif untuk menghilangkan kejenuhan. Sejauh ini pendaftaran akun media sosial memang tidak sesulit yang dibayangkan. Bermodalkan nomor handphone dan email, akun media sosial seperti facebook dapat dengan mudah dibuat.

Berdasarkan hasil survei dari lembaga yang sama, menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia menggunakan platform media sosial YouTube. Disusul platform media sosial WhatsApp dan selanjutnya platform media sosial Instagram dan Facebook.

Berikut ini besar persentase pengguna dari masing-masing platform media sosial:

  • Pengguna Youtube di Indonesia sebanyak 93,8% dari jumlah populasi.

  • Pengguna Whatsapp di Indonesia sebanyak 87,7% dari jumlah populasi.

  • Pengguna Instagram di Indonesia sebanyak 86,6% dari jumlah populasi.

  • Pengguna Facebook di Indonesia sebanyak 85,5% dari jumlah populasi.

Merujuk dari data tersebut, tidaklah berlebihan bila pola interaksi sosial masyarakat sangat dipengaruhi oleh media sosial. Menarik, bahwa pola interaksi di media sosial juga dipengaruhi oleh alogaritma yang digunakan oleh suatu platform media sosial.

Sekilas tentang Algoritma Media Sosial

Kita sering mendengar istilah alogaritma media sosial. Pro kontra mengenai alogaritma media sosial pun tidak bisa terhindarkan. Sebab, sebagian kalangan menilai penggunaan algoritma pada platform media sosial tertentu bisa berdampak negatif.

Maria Alessandra Golino dari Universiteit Maastricht di Belanda mengatakan, algoritma di platform media sosial merupakan cara teknis untuk memilah-milah unggahan berdasarkan beberapa kriteria, sehingga pengguna akan disuguhi posting-posting yang membuat mereka ingin terus mengikuti muatan spesifik seperti itu.

Alogaritma media sosial adalah "ilmu hipnotis" yang ada media sosial. Para pengguna media sosial diarahkan untuk mengikuti pola tertentu. Pola tersebut diadaptasi berdasarkan kecenderungan dan keinginan dari para pengguna media sosial.

Setiap platform media sosial memiliki pola logaritma yang berbeda-beda. Perlu dicatat bahwa pola tersebut tidak memiliki satuan yang baku. Semua sangat bergantung pada pendekatan yang dilakukan oleh platform media sosial tertentu. 

Berikut ini cara kerja algoritma media sosial bekerja dari masing-masing pada platform yang dikutip dari Digital Marketing Akademy

1. Algoritma Facebook

Facebook ingin mengintensifkan keterlibatan audiens (para pemgguna). Umpan dirancang untuk mencerminkan postingan yang merangsang emosi, bukan promosi. Para pengguna diarahkan untuk melihat posting dari keluarga dan sahabat terlebih dahulu. Baru kemudian postingan berita, bisnis dan lain sebagainnya.

Rupanya pendekatan yang dilakukan oleh Facebook menekankan pada emosional personal. Iklan berbayar berharap dapat menutupi kekurangan visibilitas ini. Tetapi postingan ini juga bergantung pada keterlibatan dan respons pengguna. Facebook juga telah menindak spam dan konten promosi yang terang-terangan.

2. Algoritma Instagram

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun