Mohon tunggu...
Jan Bestari
Jan Bestari Mohon Tunggu... Lainnya - Merayakan setiap langkah perjalanan

Refleksi kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Mati (16 Prahara dan Memanggil Semangat)

31 Januari 2022   06:43 Diperbarui: 31 Januari 2022   13:14 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diolah pribadi dengan pictsart

Aku Dewa Kelana, anak laki-laki satu-satunya yang tersisa adalah tumpuan terakhirnya. Obat pelipur laranya. Ia sepertinya telah mengetahui resiko hidup yang harus dihadapinya. Dan menerima semuanya dengan ikhlas.

Meski diceritakan kepadaku oleh Raja Bestari kemudian bahwa keturunan emak akan dibuat hilang secara perlahan, kecuali keinginan raja ditunaikan baik dengan Tanjung Buih kembali disisi Raja Bestari atau salah satu keturunan emak di persatukan dengan kerabat Raja. Tujuan akhirnya yaitu penyatuan manusia dari dunia atas dan dunia bawah dengan tujuan akhir untuk membuat raja lebih berkuasa.

Saat emak melihat Amarilis Dewi intuisi keibuannya berjalan. Sampai dengan aku mengutarakan menyukai Dewi telah memberikan informasi kepadanya bahwa cepat atau lambat aku akan pergi masuk kedunia tinggi.

Pilihannya hanya dua yaitu ia akan kehilangan satu-satunya orang yang tersisa yang menjadi tumpuan suka dukanya selama ini atau jika beruntung paling tidak aku kembali bersama salah satu anggota keluarganya yang sempat hilang selama ini.

Seperti sebuah dilema serta pertentangan perasaan yang menggelayuti fikirannya . Disaat emak bersama Seroja berdebat sengit di dapur. Firasat emak adalah jika aku mendekati serta jatuh cinta kepada salah satu dari dua gadis cantik itu ,ibaratnya adalah seperti jalan bebas hambatan untukku tertarik masuk kedunia tinggi. Disisi lain sepertinya emak juga terbersit niatnya yang belum tercapai untuk mengirimku ke dunia tinggi agar dapat membawa kembali anggota  keluargaku yang terserak saat ini dan memastikan ada yang terjebak disana.

Tanjung Buih dengan segala cara juga mengupayakan agar aku kembali kedunia rendah bersama dengan keluargaku lainnya yang belum kembali. Cukup sudah emak yang dulu menjadi orang yang sangat dikecewakan oleh Raja Bestari dan saat ini anaknya kembali akan diambil olehnya. Tentunya itu adalah sesuatu yang sangat tidak adil baginya.

*****

"Tuan Raja!.....Dewi!...." tiba-tiba Fithar mengejutkan kami dari belakang dengan nafas tersengal. Kemala terlihat pucat pasi mengikuti dari belakang. Aku dan Raja serentak menoleh kebelakang dan merasakan pasti ada sesuatu yang tidak beres .

"Kenapa Dewi!?" Raja Bestari terlihat gelagapan ingin tahu secepatnya informasi yang dibawa Fithar tersebut.

"Dewi, telah...!" Kemala tidak bisa melanjutkan kata-katanya.

"Apa yang terjadi?" balasku segera. Lutut kakiku terasa gemetar. Aku merasa ada firasat kejadian yang tidak diinginkan. Kemala terus berurai air mata masih tanpa bisa berkata-kata. Raja terlihat panik. Fithar hanya bisa menunjuk-nunjukkan jarinya mengarah kesuatu tempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun