Mohon tunggu...
eddy lana
eddy lana Mohon Tunggu... Freelancer - Eddylana

Belajar menjadi tukang pada bidang yg dinamis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lebaran Buat Madin

18 April 2023   00:21 Diperbarui: 1 Juli 2023   16:02 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Irwan kemudian sibuk mengatur barisan, sebelum akhirnya dia memberi aba-aba yang membolehkan  anak-anak untuk mulai berjalan.  Dan seperti kuda lepas kendali, diantara mereka ada yang terlalu cepat melangkah. Sehingga membuat barisan menjadi kacau, dan Irwan terpaksa memberhentikan barisan sejenak. Dan kemudian maju kembali setelah dia mengatur dan memperingatkan semuanya untuk selalu menjaga barisan agar terlihat rapi. 

      " Sahuuuur.. Sahuuuur... "  Rombongan anak-anak itu mulai memutari lorong-lorong yang merupakan wilayah RT mereka. Sebagian menari-nari gembira mengikuti irama pukulan rebana yang mengiringi lagu Qasidah-an. Sebagian lain berteriak mengumandang kan kata sahur dengan suara yang tak terlalu keras. 

     Tampak sekali anak-anak menikmati kegiatan mereka. Madin dan sebagian anak terlihat menari-nari sembari mendendangkan kata sahur. Dan sebagian lainnya ada yang berceloteh sesama mereka. Walau begitu barisan tetap rapi dan tak saling mendahului. 

     Sudah beberapa hari ini mereka melakukan kegiatan itu. Sesekali mereka terpaksa tak melakukannya karena diganggu oleh turunnya hujan. 

     Seluruh warga yang berdiam di lingkungan RT itu menyambut baik kegiatan para anak panti asuhan, bahkan sebagian lainnya menyatakan senang. Apalagi kegiatan mereka tak mengganggu seperti di kebanyakan tempat, dimana bunyi-bunyian dan teriakkan sahur dirasa terlalu berlebihan. 

     Sekarang, mereka harus belok kanan. Sebab jalan lurus adalah jalan yang berlainan RT. Di sebuah pintu pagar yang terbuka muncul seorang ibu setengah baya, di tangannya tergenggam sebuah bungkusan kantong plastik besar. 


     "Selamat pagi tante Maria..! " beberapa anak mengucap salam pada ibu tersebut. 

     " Selamat pagi anak-anak, nah ini sekadar pengganan untuk menemani kalian sahur nanti" Ujar ibu tersebut sembari menyodorkan sebuah bungkusan pada seorang anak. 

     " Terima kasih banyak tante Maria. " jawab anak-anak nyaris berbarengan. Mereka sangat mengenal ibu Maria, beliau adalah seorang anggota sebuah gereja yang letaknya tak jauh dari rumah piatu mereka. Ibu Maria pun pernah beberapa kali datang, untuk menyumbangkan sejumlah dana dari perkumpulan gereja untuk membantu yayasan piatu mereka. 

     Kini, mereka hampir mengakhiri kegiatan. Seluruh wilayah RT sudah dikelilingi, dan tinggal beberapa rumah lagi yang harus dilewati, sebelum tiba di rumah yayasan piatu dan menikmati makan sahur mereka. 

     Nah, itu ada sebuah pintu rumah yang terbuka, seorang anak sebaya Madin tampak bergegas melangkah keluar halaman. Pada tangannya tergenggam sebuah bungkusan plastik berwarna merah. Seorang ibu muda mengikuti dari arah belakang, beliau tampak tersenyum-senyum menyaksikan tingkah anaknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun