Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Hindari Empat Hal Ini agar Sehat dan Bahagia di Usia Lanjut!

11 Oktober 2022   19:03 Diperbarui: 15 Oktober 2022   04:01 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sehat dan bahagia di usia lanjut (Sumber gambar: pixabay.com/StockSnap).  

Usia akan terus saja bertambah. Waktu untuk berada di dunia fana ini kian hari kian berkurang. Ada saatnya kita akan menjadi tua sebelum kemudian dipanggil ke pangkuan Tuhan.

Hidup memang mengikuti perputaran waktu: ada awal, tengah, dan akhir. Ada lahir, hidup, dan kemudian mati. Dan, kematian adalah sebuah keniscayaan.

Persoalannya terletak pada saat kita menua, saat kita harus -- secara perlahan-lahan, mengurangi volume kegiatan karena kondisi yang tidak memungkinkan lagi. Tidak seperti di masa muda dulu yang dipenuhi dengan kerja dan kerja tiada henti, mengerahkan segala kemampuan untuk mendapatkan rejeki dan mengaktualisasi diri.

Jauh sebelum masa tua menjelang, saat kita masih produktif, ada baiknya dihindari beberapa hal berikut ini. Menghindari hal-hal ini menjadi bagian yang penting dalam perjalanan hidup, agar kita sehat dan bahagia, juga agar tak menyesal di usia lanjut. Apakah itu?

Pertama, tidak menjaga kesehatan.

Syukurlah kalau sejak awal kita menyadari pentingnya menjaga kesehatan. Dengan senantiasa menjaga kesehatan, kita berharap di masa tua kita bisa tetap sehat, setidak-tidaknya tidak sakit parah lantaran kesalahan dalam menjaga kesehatan  sejak masa muda.

Tidak sedikit orang lupa menjaga dirinya dengan mengkonsumsi makanan atau minuman yang sejatinya merusak kesehatan tubuh dan pikiran. Misalnya, minum-minuman keras, menjadi pecandu narkoba, merokok berlebihan, dan lainnya.

Semua kebiasaan buruk dalam mengkonsumsi makanan dan minuman itu pasti akan berdampak pada kesehatan secara keseluruhan, juga berefek negatif terhadap kesehatan di usia lanjut.

Oleh karena itu, ada baiknya kita, terutama yang masih muda-muda, menjauhkan diri dari segala jenis minuman dan makanan yang bisa merusak tubuh.  Sebaliknya, selalu berusaha menjaga tubuh agar tetap sehat dengan pola makan yang sehat dan tidak lupa berolah raga secara teratur.

Tubuh yang merupakan karunia Tuhan harus kita jaga dengan baik, karena hanya dengan perantaraan tubuh, kita bisa beraktivitas dengan baik. 

Dengan perantaraan tubuh kita mampu bekerja dan mewujudkan apa yang kita impikan. Kalau tubuh kita rusak dan tak bisa digunakan lagi, bagaimana kita bisa beraktivitas dengan baik?

Selagi kita dikaruniai Tuhan tubuh yang sehat, yuk kita jaga tubuh ini dengan sebaik-baiknya. Merawatnya dengan baik secara rutin dan menggunakan tubuh hanya untuk hal-hal yang baik dan positif.

Kedua, tidak menabung dan berinvestasi.

Kendati banyak informasi yang bersliweran bagaimana berinvestasi dan menabung, tetapi terkadang kita kurang peduli terhadapnya. Kita mungkin hanya mendengarnya sambil lalu saja, menganggapnya tidak penting.

Boleh jadi kita berpikir, yang sekarang, ya sekarang sajalah. Nikmati hidup saat ini. Yang nanti, ya, pikirkan nanti saja.

Pola pikir seperti itu seakan-akan kita hanya hidup untuk hari ini. Padahal, jika Tuhan memberi umur panjang, kita akan memiliki perjalanan hidup yang harus ditempuh sebelum Tuhan memanggil pulang. Jadi, kita tidak hanya hidup untuk masa sekarang, juga mesti direncanakan hidup kita nantinya.

Menabung atau berinvestasi sangat dianjurkan untuk dilakukan sejak usia muda, bahkan saat mulai bekerja. Tentu saja hal ini untuk mempersiapkan masa depan, baik bagi diri sendiri maupun bagi keluarga.

Dengan menabung secara  konsisten, niscaya akan tersedia dana yang dapat kita andalkan ketika dibutuhkan, terutama saat kita tidak lagi gercep bekerja karena sudah berusia lanjut.

Tabungan atau investasi yang dilakukan secara berkelanjutan sejak usia muda akan membuahkan hasil yang bisa menyokong kebutuhan kita akan uang di usia lanjut.

Jangan sampai lantaran lupa menabung dan berinvestasi sejak masa muda, kita mengalami kesulitan finansial yang parah di usia senja.

Akhirnya kita menjadi orang yang terlalu banyak membebani anak-anak karena masalah ketiadaan uang ini. Kasihan anak, sudah menanggung keluarga kecilnya, menanggung kita lagi. Sebisa-bisanya dihindari atau dikurangi membebani anak.

Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk menyisihkan sebagian uang yang dilakukan secara rutin, misalnya sebesar 10-20 persen dari penghasilan. 

Kendati mungkin penghasilan kita masih sangat terbatas, namun upaya penyisihan penghasilan ini hendaknya menjadi keharusan atau tekad yang mesti dipenuhi. Anggap saja itu kita sedang mengenakan pajak bagi diri sendiri.

Dengan demikian, dalam 20-30 tahun lagi, kita sudah bisa membayangkan betapa uang itu akan membesar dan menjadi bekal yang sangat penting saat kita tidak lagi muda.

Ketiga, tidak suka bergaul.

Kalau di masa muda dan masih aktif bekerja kita kurang atau tidak suka bergaul, maka akan berdampak di kemudian hari. Saat kita sudah berusia lanjut, kemungkinan kita tidak akan memiliki teman-teman dekat dengan siapa kita bisa berbicara, bercanda, dan mengisi har-hari.

Oleh karena itu, sangat dianjurkan agar kita memiliki teman-teman yang baik, yang bersedia untuk saling mendukung dalam suka dan duka.

Tidak sekadar mendapatkan atau mempunyai banyak sahabat, melainkan sahabat yang baik, sahabat yang saling menguatkan satu sama lainnya.

Teman-teman yang baik dengan intensitas pergaulan yang intensif-lah yang akan hadir dan membantu kita di masa tua. Mereka mungkin berada dalam komunitas atau perseorangan. Nah, dengan merekalah kita bisa saling take and give.

Hanya dengan persahabatan yang baik dan tulus secara berkelanjutan, kita tidak akan merasa kesepian, terutama ketika memasuki usia lanjut.

Tetap bergaul dan bersosialisasi dengan teman-teman lama dan teman-teman baru, sangat dianjurkan. Dengan demikian, kita tidak akan merasa sendirian dan kesepian.

Keempat, tidak suka membantu orang lain.

Orang yang malas membantu orang lain akan berbuah yang sama. Orang lain pun akhirnya enggan membantunya.

Membantu orang lain yang berada dalam keadaan sangat membutuhkan, yang berada dalam kesulitan, adalah bagian yang wajib sepanjang hidup.

Apapun bentuk bantuan bisa kita berikan, tidak mesti berupa uang. Misalnya, membantu dengan tenaga, pemikiran, menyediakan waktu atau memberi perhatian.

Dalam membantu orang lain secara tulus-ikhlas, maka kita juga akan terbantu karenanya, termasuk dalam memberi kita perasaan bahagia. Kita akan merasakan bahagia ketika bisa membantu. Ya, kebahagiaan yang hadir di saat memberi.

Ada konsep yang bernuansa altruistis, bahwa jika ingin bahagia, bahagiakanlah orang lain. Benarkan demikian? Mungkin pengalaman kita masing-masing bisa menjawabnya.

Menjadi egois atau mementingkan diri sendiri sama sekali tidak dianjurkan. Sebaliknya, memerhatikan dan peduli terhadap orang lain, sangat didorong untuk dilakukan dalam hidup ini.

Para bijak menganjurkan agar jangan menyia-nyiakan kesempatan untuk berbuat baik pada orang-orang yang membutuhkan bantuan. Berbuat baiklah, maka kebaikan akan hadir dalam kehidupan kita.  

Itulah 4 hal yang perlu dihindari agar kita sehat dan bahagia di usia lanjut. Hukum sebab-akibat berlaku di sini: apa yang kita tanam, itulah yang akan kita tuai. 

Semoga kita semua sehat dan berbahagia.

(I Ketut Suweca, 11 Oktober 2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun