Mohon tunggu...
Yus Rusila Noor
Yus Rusila Noor Mohon Tunggu... Pekerja Lingkungan

Saya adalah seorang yang sedang belajar. Bagi saya, hidup itu adalah proses belajar, dan belajar itu adalah proses seumur hidup .... Iqra

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Pengembara Bersayap: Kisah Perjuangan Para Burung Migran dan World Migratory Bird Day 2025

12 Oktober 2025   17:44 Diperbarui: 14 Oktober 2025   06:34 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Migrasi Burung | Pixabay

Di sini, mereka bisa beristirahat, minum, dan memulihkan tenaga untuk etape perjalanan berikutnya. Tempat-tempat ini juga menjadi tempat berkembang biak yang aman dan tempat mereka menghabiskan musim dingin.

Namun, simfoni yang indah ini mulai sumbang. Jaringan kehidupan yang vital ini sedang terancam. Polusi dari limbah pertanian dan industri meracuni perairan, membunuh sumber makanan dan secara perlahan meracuni burung-burung itu sendiri. 

Lahan basah, yang sering disalahartikan sebagai lahan tak berguna, terus-menerus dikeringkan dan diubah menjadi lahan pertanian atau kawasan industri. Setiap hektar lahan basah yang hilang adalah seperti mencabut satu stasiun pom bensin dari peta perjalanan panjang mereka.

Krisis iklim memperburuk keadaan. Kekeringan yang lebih panjang dan lebih intens mengeringkan danau-danau yang biasanya menjadi penanda arah. Sementara itu, naiknya permukaan air laut mengancam untuk menenggelamkan hutan bakau dan dataran lumpur pantai yang menjadi habitat penting burung air untuk beristirahat dan mencari makan. 

Bayangkan betapa tragisnya ketika sekawanan burung yang telah terbang sejauh ribuan kilometer, dengan harapan dan kelelahan, tiba di sebuah danau yang menjadi tujuan akhirnya, hanya untuk menemukan bahwa danau itu telah mengering menjadi hamparan tanah retak. Itulah kenyataan pahit yang mulai mereka hadapi.

Sebuah Seruan untuk Tindakan guna Menjaga Oasis bagi Para Penjelajah

World Migratory Bird Day 2025 pada akhirnya adalah sebuah seruan. Ia mengajak kita untuk tidak hanya mengagumi keindahan dan kekuatan migrasi, tetapi juga untuk mengambil peran dalam melestarikannya. Melindungi burung migran adalah sebuah tanggung jawab kolektif, karena mereka adalah penghubung hidup antara bangsa-bangsa.

Kita bisa mulai dengan melakukan hal-hal yang sederhana. Kita bisa bergabung dengan komunitas pengamat burung pada hari WMBD, menyambut para penjelajah ini dengan rasa kagum dan bukannya dengan ancaman. 

Kita bisa menjadi ilmuwan warga dengan mencatat penampakan burung di Sensus Burung Asia (AWC), misalnya, berkontribusi memberikan data berharga bagi para peneliti. 

Di rumah, kita bisa lebih bijak menggunakan air dan menghindari membuang sampah atau bahan kimia ke saluran air, memastikan tetesan yang keluar dari rumah kita tidak menjadi racun bagi ekosistem yang lebih luas.

Pada tingkat yang lebih luas, dukungan kita berikan untuk pengembangan dan pelaksanaan kebijakan yang melindungi kawasan lahan basah dan mengurangi polusi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun