Tren Parenting Modern dan Kekhawatiran Melarang Anak
Di era parenting modern, banyak orang tua mulai menghindari penggunaan kata “tidak” atau “jangan” kepada anak. Alasannya, kata-kata larangan dianggap dapat menurunkan rasa percaya diri anak, menghambat kreativitas, atau bahkan menimbulkan trauma. Namun, perlu disadari bahwa dalam mendidik, tidak semua batasan bersifat negatif. Justru pada usia dini, anak sedang membentuk pola berpikir dan perilaku, sehingga batasan sangat penting agar mereka belajar membedakan benar dan salah.
Pendidikan Usia Dini dalam Islam: Fase Penanaman Nilai
Islam memandang usia dini (0–7 tahun) sebagai fase penanaman nilai. Dalam hadits disebutkan:
"Perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat saat mereka berusia tujuh tahun..."
(HR. Abu Dawud)
Meskipun baru memasuki masa tamyiz (dapat membedakan), anak usia 4–7 tahun sudah mulai memahami perintah dan larangan. Islam tidak menunggu anak “siap”, tetapi justru memulai sejak dini dengan cara yang bertahap dan penuh kasih sayang.
Kata Larangan dalam Al-Qur’an: Luqman sebagai Teladan Ayah
Al-Qur’an menunjukkan bahwa penggunaan kata larangan adalah bagian dari pendidikan yang benar. Dalam kisah Luqman:
"Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar."
(QS. Luqman: 13)
Ayat ini menjadi contoh bahwa kata “jangan” digunakan dalam konteks pendidikan nilai yang sangat penting, bahkan disampaikan dengan nada penuh cinta dan kelembutan: “Ya Bunayya” (Wahai anakku…).
Kelemahan Pola Permisif dalam Mendidik Anak
Orang tua yang terlalu permisif cenderung membiarkan anak melakukan apa pun tanpa batasan. Mereka jarang mengatakan “tidak” karena takut anak sedih atau marah. Namun, anak yang tidak terbiasa diberi larangan cenderung tumbuh dengan mental lemah, kurang disiplin, dan sulit menerima kenyataan hidup. Dalam jangka panjang, mereka bisa mengalami krisis identitas dan kesulitan berinteraksi di lingkungan sosial.
contoh penggunaan kata “tidak” atau “jangan” yang relevan dan tepat digunakan untuk mempertegas batasan
📌 Contoh 1: Saat Menyentuh Benda Berbahaya
“Jangan pegang kompor itu, Nak, itu panas dan bisa melukaimu.”
✅ Mengajarkan anak tentang bahaya nyata secara langsung, dengan kata tegas namun disertai penjelasan.
📌 Contoh 2: Saat Anak Mengganggu Orang Lain
“Tidak boleh memukul temanmu, itu menyakitkan. Kita harus bersikap baik pada sesama.”
✅ Menanamkan nilai akhlak dan menghentikan perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran Islam (akhlakul karimah).
📌 Contoh 3: Saat Bermain di Tempat yang Tidak Aman
“Jangan lari ke jalan! Itu sangat berbahaya, mobil bisa datang kapan saja.”
✅ Contoh penggunaan larangan untuk perlindungan jiwa (hifzh an-nafs), salah satu tujuan utama dalam maqashid syariah.
Perbandingan: Pola Asuh Permisif vs Pola Asuh Islami
Dalam pola asuh permisif, batasan hampir tidak ada, dan anak dianggap harus belajar semuanya melalui eksplorasi. Sedangkan dalam pola asuh Islami, anak tetap diberi kebebasan namun dalam koridor syariat dan nilai moral. Larangan bukan bentuk kekangan, melainkan petunjuk agar anak tidak tersesat.
“Dan katakanlah kepada anak-anakmu: Inilah jalan-Ku yang lurus…”
(QS. Yusuf: 108)
Artinya, anak perlu diarahkan ke jalan lurus dengan cara memberi tahu mana yang boleh dan mana yang tidak.
Cara Mengatakan “Tidak” yang Ramah Anak dalam Islam
Dalam Islam, menegur atau melarang anak tidak harus kasar. Rasulullah ﷺ memberi contoh, seperti saat beliau melihat seorang anak makan dengan tangan kiri, beliau bersabda:
"Wahai anak kecil, ucapkan 'bismillah', makanlah dengan tangan kananmu, dan makan dari yang dekat darimu."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Larangan dan arahan diberikan dalam satu waktu, disertai dengan alternatif yang lebih baik. Ini adalah bentuk pendidikan yang membangun, bukan menjatuhkan.
Menanamkan Disiplin Sejak Usia Dini
Disiplin adalah bagian dari pendidikan Islam. Memberi batas dan berkata “tidak” adalah bagian dari kasih sayang. Jika orang tua tidak menanamkan kedisiplinan, maka anak akan kesulitan menghadapi dunia nyata, di mana larangan dan aturan adalah bagian dari kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan: Larangan adalah Bentuk Kasih Sayang dalam Islam
Menghindari kata “tidak” atau “jangan” secara total justru dapat merugikan anak dalam jangka panjang. Islam mengajarkan bahwa larangan adalah bagian dari cinta, selama dilakukan dengan hikmah dan kasih sayang. Maka, jangan ragu untuk mengatakan “tidak” jika itu mendidik dan menyelamatkan anak dari bahaya dunia maupun akhirat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI