📌 Contoh 2: Saat Anak Mengganggu Orang Lain
“Tidak boleh memukul temanmu, itu menyakitkan. Kita harus bersikap baik pada sesama.”
✅ Menanamkan nilai akhlak dan menghentikan perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran Islam (akhlakul karimah).
📌 Contoh 3: Saat Bermain di Tempat yang Tidak Aman
“Jangan lari ke jalan! Itu sangat berbahaya, mobil bisa datang kapan saja.”
✅ Contoh penggunaan larangan untuk perlindungan jiwa (hifzh an-nafs), salah satu tujuan utama dalam maqashid syariah.
Perbandingan: Pola Asuh Permisif vs Pola Asuh Islami
Dalam pola asuh permisif, batasan hampir tidak ada, dan anak dianggap harus belajar semuanya melalui eksplorasi. Sedangkan dalam pola asuh Islami, anak tetap diberi kebebasan namun dalam koridor syariat dan nilai moral. Larangan bukan bentuk kekangan, melainkan petunjuk agar anak tidak tersesat.
“Dan katakanlah kepada anak-anakmu: Inilah jalan-Ku yang lurus…”
(QS. Yusuf: 108)
Artinya, anak perlu diarahkan ke jalan lurus dengan cara memberi tahu mana yang boleh dan mana yang tidak.
Cara Mengatakan “Tidak” yang Ramah Anak dalam Islam
Dalam Islam, menegur atau melarang anak tidak harus kasar. Rasulullah ﷺ memberi contoh, seperti saat beliau melihat seorang anak makan dengan tangan kiri, beliau bersabda:
"Wahai anak kecil, ucapkan 'bismillah', makanlah dengan tangan kananmu, dan makan dari yang dekat darimu."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Larangan dan arahan diberikan dalam satu waktu, disertai dengan alternatif yang lebih baik. Ini adalah bentuk pendidikan yang membangun, bukan menjatuhkan.
Menanamkan Disiplin Sejak Usia Dini
Disiplin adalah bagian dari pendidikan Islam. Memberi batas dan berkata “tidak” adalah bagian dari kasih sayang. Jika orang tua tidak menanamkan kedisiplinan, maka anak akan kesulitan menghadapi dunia nyata, di mana larangan dan aturan adalah bagian dari kehidupan sehari-hari.