Mohon tunggu...
Dzikri Amrullah
Dzikri Amrullah Mohon Tunggu... Administrasi - Selamat Datang

Membaca | Menulis | Olahraga Menulis adalah bekerja untuk keabadian - Pram amrullahdzikri7@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Duka Kanjuruhan, Wajah Peradaban Bangsa

4 Oktober 2022   11:54 Diperbarui: 4 Oktober 2022   12:11 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan sampai fanatisme mengalahkan segalanya, sehingga persatuan dan kesatuan bangsa menjadi terancam. Maka wajar banyak caption mengatakan bahwa "tidak ada sepak bola seharga nyawa."

Dilema Aparat 

Dalam setiap even resmi sepak bola, apalagi kasta tertinggi dalam suatu negara tentu memiliki prosedur pengamanan, termasuk BRI Liga 1 Indonesia. Pengamanan menjadi factor penentu jalananya suatu pertandingan. 

Jika keamanan tidak terjamin, tentu laga tidak akan bisa berlangsung. Aparat keamanan harus menjamin ketertiban, mulai sebelum hingga akhir pertandingan. Tentu semuanya harus terkordinasi dengan panitia pelaksana sebagai penyelenggara. Segala hal harus dikoordinasikan jauh sebelum pertandingan digelar. Sehingga hal-hal yang tidak diinginkan bisa diantisipasi dengan baik.

Pada Sabtu malam di Stadion Kanjuruhan, aparat kemanan dari Polri dan TNI telah siaga menjaga ketertiban. Namun apalah daya saat para supporter turun ke lapangan setelah laga usai. 

Tindakan-tindakan anarkis membuat aparat keamanan keteteran. Jumlah yang tak sebanding tentu harus diimbangi dengan tindakan tegas aparat keamanan. Tak sedikit supporter yang mendapat pentungan dari aparat. Namun supporter masih tetap membandel.

Kondisi tersebut membuat aparat semakin terdesak. Mereka tidak hanya sekedar mengamankan situasi saja, melainkan mesti juga mengamankan dirinya. Namun yang disayangkan, aparat justru menembakan gas air mata ke arah tribun yang dipenuhi oleh penonton. 

Tindakan tersebut banyak menuai sorotan. Penggunaan gas air mata di stadion merupakan hal terlarang. Pelarangan penggunaan gas air mata tercantum dalam aturan federasi sepak bola dunia, Federation Internationale de Football Association (FIFA) pasal 19 huruf B: "No firearms or 'crowd control gas' shall be carried or used (Senjata api atau 'gas pengendali masa' tidak boleh dibawa atau digunakan)."

Beberapa pihak turut menyoroti penggunaan gas air mata yang dilakukan oleh pihak kepolisian pada saat mengkondisikan supporter di Stadion Kanjuruhan. Sugeng Teguh Santoso, Ketua Indonesia Police Watch (IPW) menyesalkan tindakan itu. Ia menyampaikan bahwa penggunaan gas air mata telah melanggar aturan FIFA.

"Penggunaan gas air mata di stadion sepak bola sesuai aturan FIFA dilarang. Hal itu tercantum dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations pada pasal 19 huruf b disebutkan bahwa sama sekali tidak diperbolehkan mempergunakan senjata api atau gas pengendali massa," ujar Sugeng Teguh, dikutip dari nasional.tempo.co pada 2 Oktober 2022.

Malam itu, kasta tertinggi kompetisi sepak bola Indonesia menjadi wadah pencabutan nyawa. Ratusan orang meninggal begitu saja. Anak-anak, remaja, ibu-ibu, bapak-bapak, pria, wanita  turut menjadi korban yang kini tinggal nama dan meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya. Gas air mata, kini menjadi petaka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun