Mohon tunggu...
Dzikri Amrullah
Dzikri Amrullah Mohon Tunggu... Administrasi - Selamat Datang

Membaca | Menulis | Olahraga Menulis adalah bekerja untuk keabadian - Pram amrullahdzikri7@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Duka Kanjuruhan, Wajah Peradaban Bangsa

4 Oktober 2022   11:54 Diperbarui: 4 Oktober 2022   12:11 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Akibatnya, banyak penonton yang sulit bernapas dan pingsan. Sehingga, banyak jatuh korban yang terinjak-injak di sekitar Stadion Kanjuruhan Malang," lanjutnya.

Dalam pernyataanya pada Minggu pagi (2/10/22), Kapolda Jawa Timur tidak menyatakan bahwa petugas di lapangan telah menyalahi prosedur. Anggota yang bertugas di lapangan telah menjalankan tugasnya untuk mengurai kerumunan yang tak terkendali. Sehingga akhirnya para supporter berhamburan menuju satu titik pintu keluar. 

Maka terjadilah penumpukan yang mengakibatkan terjadinya sesak nafas dan kekurangan oksigen. Jika memang tindakan tersebut sesuai prosedur, maka prosedur apa yang digunakan? Sementara federasi sepak bola dunia jelas telah melarangnya. Tindakan ini harus diusut tuntas, apakah mereka bertugas sesuai dengan SOP atau karena factor kepanikan saja?

Duka untuk Indonesia

Ratusan nyawa hilang tentu bukan kejadian biasa, ini luar biasa. Satu nyawa hilang saja sebulnya sudah luar biasa, apalagi ratusan nyawa. Rasanya sulit juga untuk dijelaska dengan kata-kata. 

Peristiwa ini menjadi luka yang sangat mendalam, terutama bagi keluarga korban. Mereka hanya menonton sepak bola, tapi mengapa pulang tinggal nama? Ungkap hati para keluarga korban.

Duka ini tentu bukan hanya dirasakan oleh keluarga korban. Duka ini adalah duka kita semua, bangsa Indonesia. Dengan adanya insiden ini, dunia sepak bola Indonesia menjadi sorotan dunia karena tercatat sebagai tragedi terbesar kedua di dunia dalam dunia sepak bola. Beredar kabar bahwa salah satu ancaman yang akan didapat oleh Indonesia adalah dibekukanya peresepak bolaan Indonesia selama 8 tahun. 

Bayangkan jika ini benar-benar terjadi, Piala Dunia U-20 terancam gagal diselenggarakan, pertandingan internasional dilarang, liga resmi ditiadakan dan nasib generasi muda pun menjadi ancaman!

Jika benar demikian bagaimana nasib para pelaku sepak bola, para pemain, pelatih, , official dan lain sebagainya. Mau tidak mau laga tarkam menjadi alternative pilihan bagi pemain untuk terus hidup dari sepak bola atau beralih menjadi profesi lain.

Kanjuruhan menjadi bukti bagaimana kondisi bangsa Indonesia saat ini. Tragedi memilukan ini bila ditarik lebih jauh bukan hanya sekedar persoalan sepak bola semata, melainkan juga bagaimana wajah peradaban bangsa. 

Hal ini terlihat bagaimana perilaku supporter yang mimicu keriruhan terjadi, sikap arogansi aparat yang bertugas sekehendak hati, panitia pelaksana yang tidak professional, stasiun televisi pemegang hak siar yang gila akan rating, hingga pengurus federasi yang beraroma kepentingan politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun