Mohon tunggu...
Dzikri Amrullah
Dzikri Amrullah Mohon Tunggu... Administrasi - Selamat Datang

Membaca | Menulis | Olahraga Menulis adalah bekerja untuk keabadian - Pram amrullahdzikri7@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Duka Kanjuruhan, Wajah Peradaban Bangsa

4 Oktober 2022   11:54 Diperbarui: 4 Oktober 2022   12:11 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Flare menyala di belakang bangku cadangan menyambut kericuhan tersebut. Para suporter sudah tidak terhitung jumlahnya yang turun ke lapangan memenuhi bibir pintu keluar kemain.

Dalam kondisi seperti itu tidak ada pilihan lain bagi aparat yang bertugas di lapangan untuk melakukan tindakan tegas. Pihak Polisi dan TNI berupaya untuk membubarkan para suporter yang sudah tidak kondusif lagi dan mengarah kepada kerusuhan. 

Lagi-lagi, jumlah aparat tidak sebanding dengan jumlah suporter, sehingga tindakan tegas terus dilakukan. Beberapa penonton dipukul mundur untuk segera bubar. Namun tindakan itu justru memicu suporter lain untuk melawan aparat.

Kondisi semakin tidak terkendali. Masa suporter semakin anarkis dan menyerang aparat yang bertugas. Jumlah aparat yang sedikit membuat mereka jadi bulan-bulanan. Bahkan suporter berhasil memukul mundur aparat ke samping lapangan. Para suporter semakin berkuasa untuk melakukan segala tindakan. Aparat pun panik dan mencoba bertahan. 

Gas air mata pun jadi pilihan untuk membubarkan masa. Namun sayang, beberapa gas air mata itu justru diarahkan ke tribun. Kondisi pun semakin buruk, suporter lainya mulai panik dan berbegas untuk segera meninggalkan stadion. Melihat kondisi yang semakin memanas, mobil ambulan dan polisi sudah bersiaga di samping lapangan.

Entah sampai jam berapa kerusuhan itu terjadi. Berdasarkan update Minggu pagi, jumlah korban meninggal dunia sebanyak 127 orang dan ratusan lainya masih dalam perawatan. 34 diantaranya meninggal dunia di stadion. 

Korban meninggal dunia pun tidak hanya dari suporter, melainkan juga dari anggota Polri, sebanyak 2 orang. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta.

"Dalam kejadian tersebut telah meninggal 127 orang, dua diantaranya anggota Polri," ujar Kapolda Jawa Timur. Dikutip dari nasional.tempo.co (2/10/22).

Tragedi ini jelas mencoreng nama baik sepak bola Indonesia yang tengah bersemi. Baru saja beberapa hari lalu pecinta sepak bola Indonesia merayakan kenaikan rangking, dari 155 menjadi 152. 

Peningkatan peringkat tersebut terjadi pasca kemenangan anak asuh Shin Tae-yong dalam FIFA Matchday melawawn Curacao pada 24 September 2022 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api dan 27 September 2022 di Stadion Pakansari Bogor. Curacao yang menduduki peringkat 84 dunia itu tidak bisa menaklukan Timnas Indonesia dalam 2 leg tersebut. Curacao kalah berturut-turut dengan skor 3-2 dan 2-1.

Fanatisme yang Irasional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun