Mohon tunggu...
Dzaky Muhammad Fauzan
Dzaky Muhammad Fauzan Mohon Tunggu... Mahasiswa

Di platform ini saya akan membahas seputar Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Prasangka dan Stereotipe APAKAH SAMA?

29 Juli 2025   09:06 Diperbarui: 29 Juli 2025   11:36 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak yang mengira prasangka dan stereotipe merupakan arti kata yang sama sehingga sering digunakan dalam kosakata sehari-hari masyarakat Indonesia. Namun apakah memang benar demikian? Apakah prasangka dan stereotipe merupakan kata yang sama? apakah kita telah menggunakan kata tersebut dengan benar dalam kosakata sehari-hari kita? Mari kita ulas bersama di blog ini!

Prasangka merupakan suatu istilah yang berasal dari bahasa latin yaitu prejudicium. Prejudicium merupakan suatu penilaian yang mengacu pada kejadian terdahulu dan telah tercatat dalam ingatan atau memori individu. Prasangka secara umum merupakan suatu asumsi negatif individu terhadap sesuatu hal yang terbentuk sebelum memperoleh pemahaman atau informasi yang valid. Walaupun secara umum prasangka ini merupakan asumsi negatif, namun prasangka tetap dapat berisi hal hal positif. 

Lalu bagaimana dengan stereotipe? Jadi stereotipe merupakan aspek kognitif dari prasangka atau dapat dikatakan sebagai dasar munculnya prasangka, namun tidak semua prasangka didasari oleh stereotipe. Stereotipe merupakan keyakinan khusus tentang individu  yang muncul hanya karena individu tersebut termasuk dalam suatu kelompok, tanpa memperhitungkan keunikan individu lainnya. Stereotipe juga terbagi kedalam dua jenis yaitu stereotipe positif dan negatif. Contoh dari stereotipe ini adalah sifat perempuan yang lebih empatik dan penyayang sering kali membuat mereka secara otomatis diasosiasikan dengan peran-peran perawatan, seperti guru TK atau perawat (stereotipe positif). Kemudian ada orang miskin malas dan tidak mau bekerja keras (stereotipe negatif).

Jadi apakah prasangka dan stereotipe sama? jawabannya tidak, namun mirip. Stereotipe dijadikan sebagai dasar keyakinan sebelum prasangka terbentuk. Sedangkan prasangka merupakan sebuah penilaian atau keinginan untuk menilai sesuatu yang belum diketahui dan hanya didasarkan pada infomasi dari stereotipe atau yang lainnya.

Di Indonesia yang merupakan negara kepualauan dengan ribuan suku, budaya, dan bahasa sering menggunakan kata "prasangka" untuk menilai individu atau kelompok tertentu yang didasari oleh kategori sosial tempat mereka berada, bukan berdasarkan sifat atau perilaku individu tersebut. Definisi tersebut masuk kedalam pengertian dari prasangka sosial, adapun contoh contoh prasangka sosial yang sering terjadi di Indonesia seperti berikut ini.

  • Prasangka orang Indonesia terhadap orang Jepang ialah orang jepang pekerja keras, ambisius, efisien, pintar, dan progresif.
  • Prasangka orang Jawa terhadap orang - orang Indonesia bagian Timur ialah orang Indonesia bagian Timur memiliki ikatan keluarga kuat, solidaritas tinggi, kasar, dan cepat marah
  • Prasangka orang luar Jawa terhadap orang asli pulau Jawa ialah orang asli pulau Jawa sopan, hidup dengan cara tradisonal, dan ramah.

Diatas merupakan sedikit contoh jenis prasangka sosial yang sering terjadi di Indonesia, prasangka tersebut akan menghasilkan dampak yang bermanfaat jika dibentuk dengan asumsi positif. Seperti prasangka orang indonesia terhadap orang Jepang yang pekerja keras, ambisius, dan seterusnya, hal itu akan memicu perasaan tertinggal yang membuat individu ingin menggapai sesuatu hal yang dimiliki oleh orang Jepang dengan melakukan gaya hidup seperti orang Jepang yang harus bekerja keras, ambisius, dan seterusnya. Berbeda dengan prasangka yang berisi asumsi negatif, prasangka ini malah akan menciptakan konflik, ketidakharmonisan, perasaan tidak dihargai, dan sebagainya. Seperti prasangka orang Jawa terhadap orang - orang Indonesia bagian Timur yang kasar dan cepat marah. Orang Jawa akan cenderung menjauhi atau takut bertemu orang - orang Indonesia bagian Timur padahal keadaan aslinya tidak seperti itu. Orang - orang Indonesia bagian Timur memiliki suara yang lantang, sehingga sering dianggap marah dan dicap kasar. Itu merupakan prasangka negatif yang salah dan harus segera dihapus dari benak orang orang Indonesia. 

Indonesia memiliki ribuan suku, budaya, dan bahasa yang membuat negara ini kaya akan adat istiadat. Perbedaan sifat atau kepribadian di tiap daerah terjadi karena perbedaan geografis dan referensi nenek moyang yang berbeda pula. Sudah seharusnya kita menganggap setiap orang itu sama, bukan berdasarkan prasangka yang berasal dari opini pribadi dan dapat memicu konflik. Dalam agama Islam, umat muslim telah diajarkan untuk tidak berprasangka buruk yang telah tertuang dalam surah Al Hujurat ayat 12 dan Hadit nabi yang diriwayatkan oleh Al -Bukhari no. 5606 yang berbunyi :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ ۝١٢

Artinya : "Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang." (Al Hujurat 26:12)

صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَنَاجَشُوا وَلَا حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ تَحَاسَدُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا

Artinya: "Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik dari Abu Az Zinnad dari Al A'raj dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk ucapan yang paling dusta, dan janganlah kalian saling mendiamkan, saling mencari kejelekan, saling menipu dalam jual beli, saling mendengki, saling memusuhi dan janganlah saling membelakangi, dan jadilah kalian semua hamba-hamba Allah yang bersaudara."(Hadits Shahih Al-Bukhari No. 5606)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun