Mohon tunggu...
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul Es :
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kalah Jadi Abu, Menang Jadi Arang

20 November 2022   00:04 Diperbarui: 20 November 2022   00:15 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: hedisasrawan.blogspot.com

Mengawali invasi terhadap Ukraina adalah dalam rangka rintisan membangun kembali US dan aliansinya yang pernah berjaya dalam menghadapi Blok Barat yang dikomandani AS dengan aliansi NATO-nya. Perbedaan ideologi itulah yang menjadi sebab utama dalam sejarah pertarungan dan perang peradaban manusia yang mewujud menjadi dua kekuatan blok dengan aliansinya, atau dua kekuatan imperium yang berseberangan akibat perbedaan ideologi. Blok Barat berhadapan dengan Blok Timur, yang dalam sejarah masa lalu tersebutlah Imperium Romawi sebagai representasi dari Kapitalisme-Liberalisme  yang berhadapan dengan Imperium Persia sebagai representasi dari Sosialisme-Komunisme.

Benarkah Putin ingin bangkitkan kembali US? Sebagaimana yang diungkapkan oleh Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu yang dirilis CNBC Indonesia pada 29 Juli 2022, 4 bulan dari masa invasi Rusia ke Ukraina, bahwa Moskow sedang berusaha untuk membentuk Uni Soviet kembali. Bahkan, dalam sebuah sesi pertemuan dengan pejabat militer lainnya, Menhan Rusia itu mengatakan bahwa kebangkitan US baru ini akan membawa perdamaian. "Segera, akan ada US lagi dan kita akan kembali hidup dalam damai", lanjut Sergei. Dan, Putin sendiri beralasan diadakannya operasi militer tersebut adalah untuk membebaskan komunitas Rusia di Ukraina dari persekusi yang dilakukan kelompok ultranasionalis bekingan Kyiv.

Nah, sekalipun nyata di sepanjang sejarah peradaban manusia bahwa dalam sebuah peperangan, takkan ada yang namanya pemenang. Kedua kubu yang berperang, sama-sama menderita kerugian, dan tak ada keuntungan secuilpun yang bakal diraih di antara kedua kubu yang berperang. Kalah jadi abu, menang jadi arang, dan sama-sama binasa! Dan, jangan dikira di kala satu kubu telah dikalahkan oleh kubu lainnya, akan diam dan menerima kekalahannya? Dendan kesumat untuk membalas demi mendapat kemenangan agar terjadi perimbangan, selalu terjadi dalam sejarah peradaban manusia. Fakta realitanya, adalah invasi Rusia terhadap Ukraina sebagai rintisan menuju US baru dalam membalas kekalahannya di Perang Dingin dari AS dengan sekutu aliansi NATO-nya ...

Akhir kata, biarkanlah sejarah yang akan menjawab dan membuktikannya, seperti apakah jalannya sejarah di abad 21 berujung, di kala fakta realita dan fenomena tentang invasi Rusia terhadap Ukraina ini? Apakah konsepsi tentang prinsip dan gerak sejarah, yakni perulangan dan siklus akan menjadi teruji dalam pembuktiannya?

Sekian dan terima kasih, Salam Seimbang Indonesia_Nusantara, kandidat pengendali perdaban dunia di masa mendatang ...

*****

Kota Malang, November di hari kedua puluh, Dua Ribu Dua Puluh Dua.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun