Mohon tunggu...
Dyah NurainiSulistiyorini
Dyah NurainiSulistiyorini Mohon Tunggu... Insinyur - Mahasiswa UKSW

I don't even know who i am.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

KISAH INSPIRATIF PETANI ANGGUR, LEARNING BY DOING

21 September 2019   08:20 Diperbarui: 25 Juli 2023   10:32 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Pak Apriadi bersama pohon anggurnya 

Apa yang terpikirkan pertama kali ketika mendengar kata pertanian? Sawah yang luas di bawah teriknya matahari? Atau Petani dengan pakaian kotor ditemani kerbaunya? Saya yakin tidak jauh-jauh dari pekerjaan bercocok tanam di sawah, kotor, panas, dan jauh dari kata keren bagi generasi kita. Parahnya lagi, semua orang berbondong-bondong menjauhi bidang pertanian karena dianggap tidak mampu menjamin masa depan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa sumber makanan manusia merupakan hasil dari pertanian.

Salah satu kisah inspiratif dari seorang pengangguran ini juga dapat membuka pikiran kita tentang pertanian.  Menghapus semua prasangka buruk kita terhadap pertanian. Menginspirasi kita untuk memajukan sektor pertanian di Indonesia, yang memiliki julukan negara agraris.

Tapi, tunggu! Bagaimana bisa seorang pengangguran dapat menjadi inspirasi kita untuk belajar dan membuka diri terhadap pertanian?  Eiiitsss... tunggu dulu, hilangkan semua prasangka buruk tentang pengangguran.

Pengangguran yang saya maksud bukanlah seseorang yang hidup di dunia ini tanpa berbuat apa-apa dan tidak memiliki pekerjaan. Melainkan, suatu singkatan dari, "Pengusaha Anggur Pinggiran". Pengusaha ini sangatlah istimewa, beda dari pengusaha yang lain. Bahkan, bukan merupakan lulusan dari fakultas pertanian di universitas ternama, melainkan hanya lulusan STM. Namun, sungguh fantastis penghasilannya.

Pak Apriadi namanya. Beliau tinggal di Kota Salatiga. Pada awal bulan Agustus 2019 saya  mengunjungi beliau hanya untuk sekadar sharing tentang pertanian dan bisnis yang beliau jalankan.  Saya sangat penasaran begitu mendengar julukan unik yang beliau buat dan menjadi ingin tahu anggur jenis apa yang beliau jual. Kita semua pasti tau jika di pinggiran jalan banyak sekali penjual-penjual anggur, tetapi dengan penghasilan sebesar itu pasti bukan anggur yang biasa kita temui. Saya diajak melihat-lihat bibit anggur Pak Apriadi. Yang paling murah seharga Rp. 150.000,00. Bahkan ada yang mencapai puluhan juta rupiah untuk satu bibitnya tergantung jenis bibit anggurnya. Penghasilan perbulan Pak Apriadipun tak main-main, mencapai Rp. 58.000.000,00. Fantastis sekali, bukan? 

"Anggur yang dijual di pinggiran itu sudah tidak fresh dan banyak diberi pengawet. Pantas harganya murah."(Minggu, 4/8/2019).

Menurut keterangan Pak Apriadi, anggur yang biasa dijual di pinggiran dengan harga Rp. 18.000,00/kg itu sudah tidak fresh dan diberi pengawet. Artinya, semakin bahaya bagi tubuh kita jika terlalu banyak mengkonsumsinya. Lalu di mana kita mendapat anggur yang segar tanpa pengawet?

" untuk mendapat anggur yang fresh dirasa masih susah. tapi di tempat saya, tinggal datang ke kebun, lihat-lihat, timbaNg, harganya Rp. 70.000 per kg."

Menakjubkan, bukan? Anggur yang selama ini memang lebih mahal dari buah yang lain, ternyata malah lebih mahal untuk kondisi fresh nya.  

Berawal dari lulusan STM, lalu menanam anggur di pekarangan rumah di Demak. lalu bermodal sosial media, mampu merubah nasib Pak Apri.

Dan ternyata,  tidak hanya sebagai petani anggur, tetapi  beliau juga pembuat pupuk organik. Semua tanamannya bahkan dirawat secara organik, lho.

"Cari bidang yang kamu suka dan tekuni, satu saja. Tapi tetep harus tau yang lainnya juga. Contoh nya saya,  anggur dan organik, tetapi saya juga tau komoditas lain. yang penting itu cari title dulu." Ujar Pak Apriadi.

Ya, itu salah satu tips yang diberikan Pak Apriadi kepada saya. Maksudnya, kita cukup mendalami dan menekuni satu komoditas saja untuk mencari julukan yang unik di pasaran. Seperti Pak Apriadi yang mendapat title "pengangguran" atau "Pengusaha Anggur Pinggiran". Julukan yang unik dan terfokus pada satu komoditas yaitu anggur. Namun ternyata tidak hanya berbisnis anggur saja tetepi juga pupuk organik dan sangat paham dengan komoditas lain.

"Nduk, kalau kamu serius di pertanian, ya kamu tekuni saja. Aku yang cuman lulusan STM, itu aja sering membolos, tetep bisa menikmati hasil dari pertanian. Learning by doing."

Cukup menginspirasi, bukan? kalau di saya, sih SANGAT menginspirasi. sebagai mahasiswi pertanian, saya menjadi tambah semangat belajar. Dan dengan bangga saya memamerkan Fakultas saya. 

Lulusan STM aja bisa, berarti kita nggak perlu kuliah dong? 

Jangan salah, bukan itu yang mau saya sampaikan dari kisah inspiratif di atas. seharusnya, dari kisah Pak Apriadi, kita jadi semakin semangat belajar. Coba bayangkan, beliau saja bangga dengan pencapaiannya meski hanya lulusan STM. Apalagi jika menempuh pendidikan yang lebih tinggi, bisa saja memiliki pencapaian yang lebih. Yang harus selalu kita ingat, Learning by Doing!!!

Bagaimana? masih mau menjauhi pertanian? masih kurang bangga dengan title Negara Agraris?

DAFTAR PUSTAKA

Achir (2019, 28 juli), BUKAN LULUSAN UI, PILIH JADI PENGANGGUR HASILKAN RP. 12.000.000,00 SEHARI, KOK BISA?,  (diakses pada 20 September 2019)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun