Terhindar dari kemacetan dan datang tepat waktu memang suatu target harian yang mesti tercapai. Namun tak selamanya satu target bisa tercapai, apalagi kita melihat keadaan lalu lintas di Senin pagi (saat ini). Hampir merata di jalan arah menuju tempat-tempat pusat keramaian, pusat perkantoran, pusat pendidikan berjubel baik motor maupun mobil.
Berkendara menggunakan motor relative lebih sedikit memakan waktu dibanding dengan mobil di saat kemacetan parah terjadi. Sebagian beralih mencari ojek online demi mengejar waktu. Namun Bandung dan seluruh kabupaten-kota se Jabar kini memiliki aturan baru tentang pelarangan sementara ojek online. Aturan baru tersebut dipertanyakan warga Bandung khususnya para driver dan para pengguna layanan ojek online, Kang Emil menjawab bahwa masalah ini sudah dan terus akan dikomunikasikan dengan pusat.
Kebijakan ini satu sisi menguntungkan beberapa pihak namun juga tak sedikit pula pihak yang akan kehilangan mata pencaharian, hal ini jika tak segera ditindaklanjuti secara baik akan berpotensi menimbulkan masalah yang tidak kecil.Â
Benar angkutan umum seperti angkot,bus kota, ojek pasar, taxi konvensional akan mengalami kenaikan pendapatan karena otomatis penumpang trayek mereka tetap menggunakan satu-satunya opsi, namun bagaimana dengan nasib para tukang ojek online?
Tampaknya tidak ada pilihan selain mendudukan kedua, ketiga atau malah mungkin banyak pihak untuk mencapai mufakat. Cari satu titik yang benar-benar menguntungkan semua belah pihak, mungkin bisa jadi ada miskomunikasi atau sesuatu yang berat sebelah yang ditemukan dan langsung bisa diatasi secara cepat.Â
Pemprov Jabar sepertinya dihadapkan dengan satu hal yang tak mudah, diperlukan perhitungan yang matang dan komunikasi yang tepat untuk bisa keluar dari kubangan masalah ini. Banyak pihak berharap akan ada perubahan aturan yang akan menguntungkan semua pihak, jika ini berhasil tentunya akan menjadi contoh untuk daerah-daerah lain.