Mohon tunggu...
dwiky rachmatullah
dwiky rachmatullah Mohon Tunggu... mahasiswa

hobi bermain billiard dan traveling, rasa penasaran yang tinggi, konten favorit mengenai keuangan dan bisnis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Skandal Korupsi Pertamina: Luka Besar di Sektor Energi Nasional

20 September 2025   14:45 Diperbarui: 20 September 2025   14:41 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pertamina, Foto: kompas.com

Korupsi di Indonesia selalu menjadi cerita panjang yang seakan tak pernah selesai. Kasus yang baru-baru ini mencuat, yakni dugaan korupsi di tubuh PT Pertamina (Persero), menjadi salah satu skandal paling besar yang pernah terungkap. Dengan nilai kerugian negara yang fantastis, kasus ini bukan hanya persoalan hukum, tetapi juga menyangkut kepercayaan publik terhadap pengelolaan energi yang seharusnya menjadi tulang punggung kehidupan rakyat.

Pertamina adalah BUMN strategis yang mengelola sektor minyak dan gas di tanah air. Sayangnya, sejak 2018 hingga 2023, terkuak adanya praktik manipulasi impor dan pengoplosan bahan bakar yang merugikan negara. Berdasarkan perhitungan Kejaksaan Agung, kerugian ditaksir mencapai lebih dari Rp 193 triliun hanya dalam satu tahun (2023), dan bisa mendekati satu kuadriliun rupiah jika ditotal sejak awal kasus.

Beberapa pola kecurangan yang diungkap penyidik antara lain:

1. Manipulasi Spesifikasi BBM

Bahan bakar dengan oktan rendah (RON 88--90) dibeli lebih murah, lalu dicampur dan dijual kembali sebagai produk dengan RON lebih tinggi (RON 92/Pertamax).

2. Impor yang Tidak Transparan

Minyak dalam negeri ditolak dengan dalih mutu, padahal bisa diolah. Alhasil, impor dilakukan melalui pihak ketiga dengan harga lebih mahal, yang justru membuka celah praktik korupsi.

3. Kolusi dengan Pihak Swasta

Beberapa kontraktor dan perusahaan perantara diduga ikut terlibat dalam proses jual-beli minyak sehingga memperparah kerugian negara.

Skandal ini membawa dampak berlapis, baik secara ekonomi, sosial, maupun politik:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun