Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jiwa Jiwa Nan Resah

22 September 2020   12:35 Diperbarui: 22 September 2020   12:45 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi oleh Joko Dwi

Banyak jiwa yang resah, berlebih manusia didera kecemasan

ada ketakutan memagut, ada kegalauan berkejaran

seperti kunang -- kunang terbang

seperti bayang senja menyelimuti terang usia manusia

Segera gelap menyergap, dan hanya cahaya rembulan dan bintang

yang mampu menembus pekatnya malam

namun terkadang hilang saat mendung menjemput

dan akhirnya maut menjemput saat kabut merangkul

Jiwa - jiwa yang resah

menyambut bintang  tersembunyi dalam mega- mega awan kelam

ia seperti tergagap oleh wabah tiba- tiba yang mendamprat

hingga manusia terlihat lesu berkutat dalam debu resah

Kau tengah ditikam malam

ditiduri oleh mimpi buruk

bersesakan nafas, tak mampu lenyap

paru- parupun memutih terbungkus awan putih hantu ketakutan

yang bingung oleh karena dosa telah meninabobokkan kebencian

Hanya bungkus- bungkus indah yang menjadi baju manusia

sementara hati penuh onak duri kelicikan

setumpah serapah dan semegah keyakinan yang membisukan rasa damai

kau telah terbekap resah,hingga gelisah membuat keringat membuncah

menusuk lorong- lorong kulit yang tersingkap api dosa di lajur arteri manusia

Dosa telah menelikung kedamaian

hingga rebah lemahlah jiwa -- jiwa

yang tengah bimbang mengapa harus selalu mendendam. Mencibir

manusia - manusia yang tak henti menawarkan kejujuran

tetapi mereka yang berteriak jujur

selalu terjebak dalam gegelak tawa kaum munafik

yang menghamba tawa dalam kekerdilan otak

hingga manusia selalu saja terjebak dosa, dalam umpatan -- umpatan resah

yang menikam rasa.

Kau, kita, kamu hanyalah sampah resah

yang lemas saat rayuan kemegahan menusuk hasratmu

jiwa - jiwa resah

 terbata mencinta.

Kini manusia terkaget ketika bencana memagut tanpa tahu kapan berakhir.

Jakarta, 21 September 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun