Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mengembara di Jagad Penulisan

9 Mei 2019   09:06 Diperbarui: 9 Mei 2019   09:24 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai orang yang hobi menulis, saya tengah masuk dalam dunia unik. Seperti melawan arus, seperti menembus jalan sunyi sendirian. Mereka (teman, keluarga, rekan kerja) hanya tersenyum antara sinis, kagum dan menganggap aneh hobi saya.

Bertahan Lama Menyukai Dunia Tulis Menulis Bagaimana Caranya?

Sisi lain mereka mengacungkan jempol atas kegigihan saya konsisten menulis 10 tahun belakangan ini. Saya sendiri menikmati dunia tulis menulis, meskipun kadang kesal dengan pencapaian menulis yang seperti bergerak pelan di tengah laju teman- teman yang mempunyai hobi sama namun sudah melompat jauh di mana mereka bisa bertahan dan mampu menghasilkan uang dan mencetak beberapa buku demi memantapkan diri sebagai "penulis"

Sampai saat ini saya belum berani mentahbiskan diri sebagai penulis. Sebutlah penyuka dunia tulis menulis. Usaha saya sebatas konsisten menulis apa saja yang muncul dalam pikiran.Apakah ada tips untuk konsisten menulis dengan durasi waktu cukup panjang. Tidak ada, kuncinya hanya bagaimana mencintai kesenangan dan melakukan perbaikan, penyempurnaan dengan mengamati, merasakan, membaca dan melakukan kegiatan dengan kesadaran penuh.

Kebosanan kadang muncul tetapi kembali ke awal bahwa menulis adalah sebuah kebutuhan maka setiap hari meskipun hanya sekalimat dua kalimat semuanya harus di tulis untuk menjaga konsistensi. Setiap penulis akan mendapat ujian demi ujian dalam proses menulis. 

Ujian itu berupa kebosanan, rasa putus asa jika hobi yang digeluti mendapat tentangan dari orang- orang terdekat. Ketika manfaat menulis baru dirasakan untuk diri sendiri dan belum memberikan sebuah kepastian bagi orang -- orang terdekat (keluarga) rasanya menulis belumlah menjadi andalan untuk bisa menghidupi diri sendiri dan orang orang yang berada di lingkaran terdekat.

Benarkah Menulis Hanya Buang - Buang Waktu?

Mereka akan menganggap bahwa kegiatan menulis adalah kegiatan buang- buang waktu, kegiatan seorang pengkhayal, kegiatan seorang yang frustrasi dan pemimpi. Mereka tidak tahu bahwa menulis bisa mengendalikan gelegak emosi yang membuncah. Dengan menulis seseorang menjadi lebih dewasa dalam memandang masalah yang membelit.

Mengembara di jagad penulisan butuh kecerdasan? Saya pikir itu faktor kesekian yang penting adalah kesabaran untuk selalu belajar, memperbaiki diri, menaklukkan rasa minder, menaklukkan kebosanan, menaklukkan keputusasaan bila menulis belum menghasilkan sesuatu.

Ukuran sukses dalam menulis itu relatif, ada yang ukurannya bila sudah bisa mencetak buku dan merasakan bahwa tulisannya telah menjadi sebuah buku bisa ditemukan di rak- rak toko buku. Ada yang puas  ketika tulisannya sudah pernah dimuat di koran, majalah. Ada yang mengukur diri bahwa dengan menulis ia bisa berkarya menjadi motivator dan pengajar kelas penulisan.

Yang jelas mengembara di jagad penulisan itu sebuah pengalaman unik dari seseorang yang awal mulanya memang ingin menjadi penulis. Kenapa saya menyukai menulis. Salah satu alasannya muncul  saat saya mulai asyik membaca cerita Silat Api di Bukit Menoreh dan Cerita berseri kisah Silat Tiongkok dari Asmaraman S Kho Ping Ho dan sederet buku terbitan Balai Pustaka ketika umur sekitar 8 sampai 10 tahun.

Memecahkan Masalah Dengan Menulis

Dari kesukaan membaca tidak di sadari bahwa ketika ada masalah baik ketika sedang jatuh cinta, kecewa, sedih banyak saya lampiaskan dengan menulis. Lama- lama menulis menjadi kebiasaan dan akhirnya menjadi hobi yang mengasyikkan. 

Kelemahan penulis adalah bahwa masalah apapun cukup diselesaikan dengan menulis. Tradisi untuk curhat dengan teman, mencoba berdialog dengan orang lain berkurang karena apapun masalahnya solusinya adalah dengan menulis.

Dalam kurun waktu masuk dalam jagad " menulis" banyak sandungan, banyak ujian, banyak sindiran. Pernah suatu ketika terjebak dalam kebosanan menulis, lalu hilang gairah menulis dalam waktu cukup lama, namun meskipun pernah cukup lama melupakan dunia menulis kerinduan untuk menulis dan membuat tulisan lebih kuat.

 Pilihan profesi saya di dunia pendidikan namun saya selalu menyimpan obsesi untuk menjadi penulis sepenuh waktu. Ada keasyikan tersendiri. Dan susah digambarkan dengan kata- kata. Sehari tidak menulis seperti ada yang kosong. 

Dan jagad penulisan telah mendorong diri saya untuk selalu bertahan pada apapun ujian  - ujian yang harus dihadapi termasuk rasa frustrasi atas pencapaian menulis yang tidak semulus teman- teman yang mempunyai potensi besar untuk menjadi penulis terkenal.

Kegagalan, Kekecewaan, Ketakutan Sumber Ide Menulis

Terkadang ada rasa kecewa, ada rasa kesal ketika tulisan tidak mendapat apresiasi setimpal. Ingin rasanya teriak, ingin marah, ingin memaki namun dalam batas tertentu akhirnya sadar bahwa rasa purus asa hanya akan menjauhkan seorang penulis dari kesuksesan. Seorang penulis harus sabar dalam melewati proses belajar sepanjang hidupnya. 

Target harus selalu ada tetapi jika gagal tidak boleh patah semangat. Motivasi harus selalu dibangun agar suatu saat target yang sudah ada dalam pikiran dan angan- angan tercapai. J. K Rowling sudah memberi bukti bahwa seorang penulis atau pengarang harus mampu melewati penderitaan demi penderitaan, kegagalan demi kegagalan.

Menulis Mengubah Ritme Hidup

Dunia menulis telah mengubah ritme hidup, apapun peristiwa yang terekam di otak, terlihat di mata, di dengar telinga sangat mungkin menjadi ide tulisan. Politik, budaya, destinasi wisata, kuliner, penyakit sosial kemasyarakat, peristiwa nasional, menjadi makanan penulis. Rekaman penulis beragam dengan gaya bertutur tengil, investigative, feature, puitis liris mengharukan.

Rasanya membaca tulisan para penulis seperti membalik- balik peristiwa hidup. Dunia penuh warna dengan ragam pemikiran dan pengalaman jutaan manusia. Manusia dan segala keunikannya telah menghasilkan jutaan buku dengan sudut pandang berbeda. 

Para perekam sejarah entah Rasul, Nabi, pujangga, sastrawan telah menancapkan sejarah yang akan selalu diingat karena ada rekaman literasi yang bisa dibaca diulang- ulang. Menjadi pedoman hidup, arah hidup.

Karena Tulisan Bisa Menjadi Pemicu Perdamaian dan Peperangan

Tulisanpun bisa menjadi pemicu permusuhan, awal pertikaian dan peperangan. Sebab dengan jejak literasi memberi kesempatan manusia menafsirkan ayat demi ayat dengan cara pandang berbeda. 

Celakanya akhirnya penafsiran yang beda menjadi sumber permasalahan. Jika membesar maka muncul faksi, muncul mazhab yang berbeda beda walaupun satu agama. 

Tulisanpun bisa membangun kesadaran untuk membangun perdamaian yang didasari keinginan hidup tenang tanpa konflik. Maka banyak tulisan entah novel. puisi, faeture yang menggugah kesadaran untuk berjuang menegakkan perdamaian dan mengakhiri konflik berkepanjangan.

Asyik Mengembara di Jagad Penulisan

Peperangan, konflik, terorisme salah satu pemicunya adalah jejak literasi. Pengembaraan dalam dunia literasi memperkaya jiwa, mencerdaskan pikiran dan mengendalikan diri sehingga mampu melihat masalah dengan kepala dingin. 

Apapun perbedaan dihadapi dengan kesadaran bahwa tidak ada manusia yang sama dalam pemikiran. Jagad penulisan sangat mengasyikkan ternyata. Siapa mau mengembara mari bersama mengarungi pengembaraan yang mengasyikkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun