Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Prabowo Memang Super

31 Maret 2019   08:22 Diperbarui: 31 Maret 2019   18:21 3816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nasional.kompas.com

Mereka akan ngotot membela meskipun junjungannya salah mengambil data. Sama juga seperti kecebong yang akan selalu membela Jokowi meskipun banyak data Jokowi yang kurang akurat.

Pola dukungan telah terpola dan sistem otak sudah terprogram bahwa masing- masing pendukung merasa keminter, merasa lebih baik dari yang lain sehingga fanatisme membabi buta telah mengalahkan logika.

Pendukung Prabowo tentu saja tidak mau jika dikatakan kalah debat karena sistem otak telah terpancang bahwa apapun kata capres mereka itu pernyataan terbaik maka dimanapun berbicara saat menjadi pengamat, saat menjadi panelis mereka yang cerdas dan terpilih karena pendidikannya tinggi harus merendahkan diri dengan melawan nurani. 

Andi Nurpati dan Arif Suditomo akan selalu beda sudut pandang karena mereka akan membela calonnya dengan sudut pandang penggemar bukan sudut pandang jernih sebagai pengamat yang obyektif. Tentu Roy Suryo akan sangat memuji Prabowo meskipun dalam debat banyak kelemahan Prabowo yang bisa disaksikan publik. 

Sebaliknya juga panelis kubu Jokowi akan tampak antusias ketika Prabowo banyak kedodoran dalam debat sehingga emosinya tampak lebih besar daripada penguasaan data. Prabowo sangat antusias jika sudah ngomong bocor- bocor dan bocor.

Saya bisa menyimpulkan bahwa politisi itu susah dipercaya. Betapa susahnya mempercayai politisi karena retorikanya kadang- kadang melebihi ekspektasinya, melebihi kemampuannya. Tataran politisi hanya pada janji, janji dan janji. 

Maka ketika merebak fenomena golput  jangan disalahkan mereka yang merasa bingung jika mereka tidak memilih pemimpin atau caleg. Sebab ada hal mengganjal yang membuat mereka merasa susah melihat kebenaran. Semuanya normative serba abu- abu. Tidak ada kebenaran mutlak dalam politik.

Kampret dan kecebong selalu berdebat terlalu kemaki untuk mau mengakui kelemahan masing- masing. Perdebatan tidak akan berujung karena tidak pernah menemukan titik temu. Masukan hanya dianggap angin lalu karena setiap pendukung tentu akan menutup diri terhadap kelebihan lawan.

Kejujuran untuk mengakui kekurangan dan Kelebihan Masing masing Calon Capres

Yang diperlukan saat ini sebetulnya kejujuran untuk mengakui kekurangan dan menghargai kelebihan. Para politisi dan pendukung biasanya selalu mengambil posisi menyalahkan lawan dan mentertawakannya. Pasti tidak terpikir untuk oh ya ada benarnya kata Prabowo (pihak kecebong) . Oh ya benar juga kata Jokowi (pihak kampret). 

Seandainya semua pendukung jujur dan obyektif maka demokrasi tampak lebih hidup. Mungkin yang menunggu artikel saya berpikir saya adalah pendukung kecebong yang IQ- sekolam. Mereka tahu bahwa saya pasti akan membela Jokowi membabi buta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun