Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Gadget Freak" bagi Remaja Antara Waktu yang Terbuang dan Peluang Usaha

11 Mei 2018   11:05 Diperbarui: 11 Mei 2018   11:35 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekali-sekali tinggalkan Gadget untuk melatih rasa sosial dengan kegiatan positif mengenal gamelan misalnya (foto oleh Joko Dwi)

Polemik "Gadget" dan dampaknya ke perilaku remaja masih terus diperdebatkan. Umumnya orang tua menganggap bahwa Gadget dapat mempengaruhi kepribadian remaja. Ketika gejolak keingintahuan remaja besar, saat ini remaja mendapat teman yang setia mendampingi sepanjang waktu. Teman itu bernama Gadget, atau ponsel atau HP (Handphone). Sekitar 20 tahun lalu handphone belumlah sebooming sekarang.

Dalam jangka waktu  10 tahun terakhir HP mulai menggantikan surat menyurat, kegiatan membaca serta game yang hadir di lapak-lapak Warnet. Era Warnet mulai meredup seiring fasilitas smartphone yang menempel pada ponsel modern sekarang, dengan system android dan IOS persaingan ketat dari penyedia paket data internet HP tidak lagi menjadi barang mewah. Hampir semua rang memegangnya bahkan lebih dari satu.

Dampak Positif dan Negatif Gadget bagi Remaja

Remaja termasuk pengguna aktif yang memanfaatkan gadget untuk bermain di media sosial. Dari sekedar berhaha hihi sampai tercetus  memanfaatkan HP untuk mencari uang dengan bermain game online. Keranjingan remaja terhadap game online khususnya mulai mengkhawatirkan orang tua. Sebab menurut pengamatan penulis durasi penggunaan ponsel untuk main game lebih besar daripada memanfaatkannya untuk sesuatu yang lebih berfaedah seperti ngeblog, membaca pengetahuan umum atau menggunakan smartphone untuk browsing dan berkreasi merekayasa gambar atau menjadi Youtuber.

Pemanfaatan gadget untuk remaja (kita) baru sekedar menjadi pengguna bagi teknologi yang sangat cepat berkembang. Generasi milenial memang generasi gadget freak(Gadget freak mengacu pada mereka yang tergila-gila pada benda yang namanya gadget). Mereka cepat  menyerap teknologi baru. Aplikasi-aplikasi baru dengan cepat diserap dan mereka begitu enjoy dengan gadget yang selalu datang inovasi baru.

Penulis rasanya baru merasakan kemampuan internet level 3G ternyata belum ada dua dan tiga tahun teknologi 4 G bahkan 5 G sudah hadir di pasar. Ketika euforia bisa memiiki Gadget Sistem android, OS dengan layanan internet yang canggih, bisa memanfaatkan skype, teleconference, komunikasi jarak jauh dengan gambar amat jernih dan suara tidak putus- putus karena kemampuan membaca gambar semakin canggih sehingga bila memutar video dari youtube tidak lagi mengalami melihat gambar yang putus-putus(Buffering).

Komunikasi dengan jarak ribuan kilo bisa dilakukan dengan penggunaan video phone entah dari layanan Wattsap, skype, BBM dan komunikasi lewat Google Conference. Di Facebook teman, saudara, teman bisa mengikuti kegiatan kita  secara live di fanpage facebook. Istimewa khan. Tapi masalahnya remaja lebih memanfaatkan gadget untuk main game online yang menghabiskan waktu serta ,melupakan kewajiban untuk belajar.

Tantangan terbesar orang tua terhadap remaja sekarang adalah bagaimana mengajarkan mereka membagi waktu antara belajar dan bermain game. Tidak semua permainan(game) online berdampak negative, sisi positifnya tentu melatih otak, melatih respon anak mampu memecahkan persoalan secara cepat. Tapi bila bermain game tidak mengenal waktu tentu berdampak buruk pada kesehatan anak. Karena anak menjadi kurang gerak, adiktif dan lupa segala-galanya. Hal-hal yang terlalu diforsir tentu tidak baik.

Ada sementara remaja memanfaatkan computer, gadget, dan perangkat digital untuk coba-coba melakukan cyber crime. Contohnya adalah dengan membobol kartu kredit menjadi hacker yang merusak system IT pada sebuah institusi, atau menyebarkan konten hoaks, pornografi, serta bergerak dalam jaringan terorisme.

Potensi generasi muda (kita) memang luar biasa. Dengan penguasaan IT dan teknologi yang lebih baik maka guru, orang tua dan lingkungan harus mendukung remaja menemukan potensi dirinya. Sekarang bukan saatnya hanya menjadi pengguna content dan produk digital, tetapi harus mampu menciptakan perangkat digital yang mampu  bersaing  di dunia internasional.

Kurikulum dan Metode pembelajaran Sekolah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun